Suma.id: Bronkopneumonia merupakan bagian dari pneumonia yang sering juga disebut dengan radang paru akut. Gejala dari bronkopneumonia ini di antaranya adalah demam, batuk, serta pilek.
Namun, pada anak balita perjalanan ini bisa cepat sekali untuk berkembang menjadi peradangan di paru. Mengingat penyakit ini sangat berbahaya, penting sekali bagi orang tua untuk mencegahnya.
“Pencegahan pneumonia tidak hanya satu saja, tetapi banyak cara. Pertama tentu kita harus memperkuat imunitas dengan makanan yang bergizi dan nutrisi yang seimbang,” ujar Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Subspesialisasi Pulmonologi Respirologi.
Untuk bayi, dr. Nastiti menyebutkan ASI eksklusif itu bisa menurunkan angka pneumonia. Kemudian yang terpenting adalah mengurangi pajanan atau paparan polusi untuk anak.
“Polusi dari mana? Polusi dari dalam rumah terutama, yaitu asap rokok. Anak yang tinggal dengan perokok, meskipun perokok itu tidak merokok di hadapan anak tersebut maka anak-anak yang hidup dengan perokok mengalami 4 kali lipat kejadian harus dirawat di rumah sakit dibandingkan anak-anak yang tidak tinggal dengan perokok,” ungkap dr. Nastiti.
Lalu ketika ada tanda-tanda infeksi saluran napas akut, orang tua juga harus bisa melihat apakah ada perubahan pola napas untuk segera membawa anak ke pertolongan pertama. Untuk memastikannya, lebih baik orang tua membawa anak ke rumah sakit.
“Kalau anak terkena pneumonia, dokter akan mengevaluasi apakah ini pneumonia ringan. Kalau bisa dirawat di rumah atau rawat jalan maka dokter akan memberikan obat-obatan antibiotik. Tapi sebagian besar pneumonia yang dibawa ke rumah sakit biasanya gejalanya sudah cukup berat, sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit,” tutur dr. Nastiti.
“Di rumah sakit, tata laksana yang utama adalah pemberian oksigen. Kita tahu jaringan paru yang mengalami peradangan akan mengalami gangguan sehingga memerlukan oksigennya. Lalu juga diberikan cairan jika anak sudah sulit untuk makan atau minum supaya anak tidak dehidrasi,” tutup dr. Nastiti.