Suma.id: Pertikaian satwa liar dan manusia masih terus terjadi. Harimau Sumatra diduga kembali menerkam ternak sapi milik warga Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Sabtu sore, 25 Maret 2023. Hal ini membuat masyarakat tidak berani ke ladang.
“Lokasi sapi yang diterkam harimau dekat dengan permukiman warga. Daerah itu juga banyak ladang warga,” kata Penjabat Wali Nagari Lubuk Gadang Utara Joni Pardilo di Padang Aro, Minggu, 26 Maret 2023.
Ia menceritakan, pemilik ternak, Siyo, mendengar suara diduga harimau tak lama setelah sapinya diterkam pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Sapi tersebut digembalakan di padang rumput yang berdekatan dengan hutan, tak jauh dari rumahnya.
“Sudah jadi kebiasaan masyarakat di sini kalau sapi itu digembalakan di padang rumput, kemudian sore dibawa pulang,” ujarnya.
Ia menyebutkan di tubuh sapi yang mati tersebut hanya ada bekas gigitan dan tidak ada koyakan bagian tubuh yang dimakan.
Saat ini, imbuhnya warga Jorong Bariang melakukan pengusiran dengan menggunakan suara senapan angin. “Saya juga mengimbau warga untuk sementara tidak pergi ke ladang dan tidak risau,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa warga setempat sudah terbiasa melihat jejak-jejak harimau. “Dari informasi warga, mereka sudah biasa melihat jejak harimau. Tapi yang ini luar biasa karena sudah dua kali harimau muncul meski di tempat berbeda,” katanya.
Kemunculan harimau sumatera kali ini merupakan kedua kalinya pada bulat Maret 2023. Harimau sumatera sebelumnya pernah menerkam kerbau warga Koto Rambah, berjarak sekitar 3 kilometer dari Jorong Bariang, pada 7 Maret 2023.
Melihat kondisi ini, sebutnya pihaknya ingin konsultasi dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat. “Sebetulnya apa sih masalahnya. Informasinya, BKSDA hari ini datang ke lokasi konflik tersebut,” ujarnya.
Dari konflik sebelumnya, katanya pihaknya memperoleh informasi dari warga bahwa BKSDA memberikan solusi dengan pembuatan kandang komunal.
Sementara itu Direktur LSM Indonesian Conservation Society (ICS), yang bergerak di bidang konservasi alam, Salpa Yanri, mengungkapkan ada sejumlah kemungkinan penyebab harimau sumatera tersebut keluar dari hutan.
Yang pertama, katanya, adanya ancaman dari dalam hutan, baik dari manusia atau sesama satwa liar lain. Kemudian ada pendatang baru sehingga kalah dalam bersaing yang membuatnya harus keluar dari daerah jelahannya.
“Sementara yang ketiga, harimau itu sedang mengajarkan anaknya berburu,” ujarnya.