Suma.id: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat inflasi gabungan dua kota di Provinsi Lampung pada November sejumlah 5,89%. Kepala BPS Provinsi Lampung, Endang Retno Sri Subiyandani menyebut, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transportasi sebesar 15,62%.
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi year on year (yoy) pada November 2022 meliputi beras, daging ayam, bensin, angkutan udara, rokok kretek filter, sekolah menengah atas, dan angkutan dalam kota.
“Pada November 2022, terjadi inflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,97. Inflasi yoy Kota Bandar Lampung sebesar 5,90 persen, dengan IHK sebesar 113,92 dan inflasi yoy Kota Metro sebesar 5,75 persen dengan IHK sebesar 114,37,” ujar Endang, Jumat, 2 Desember 2022.
Dia menjelaskan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,88%.
Kelompok pakaian dan alas kaki 4,54%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 2,38%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 2,58%.
“Lalu kelompok kesehatan 4,84 persen, kelompok transportasi 15,62 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 5,63 persen, kelompok pendidikan 9,23 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,98 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 6,48 persen,” kata dia.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,28%.
Tingkat inflasi month to month (mtm) November 2022 tercatat inflasi sebesar 0,01% dan tingkat inflasi year to date (ytd) November 2022 sebesar 4,85%.
Selanjutnya, secara nasional tingkat inflasi tahunan (yoy) kembali mengalami penurunan menjadi 5,42% pada November 2022. Ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,71%. Melandainya angka tersebut didorong oleh melemahnya inflasi dari komponen harga bergejolak.
“Melemahnya tingkat inflasi komponen harga bergejolak semakin meredam inflasi tahunan kita,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto.
Dari data BPS, tingkat inflasi pada komponen harga bergejolak mengalami penurunan signifikan, yakni dari 7,19% (yoy) di Oktober 2022 menjadi 5,70% pada November 2022. Komponen tersebut juga tercatat menjadi yang paling rendah berkontribusi dari tingkat inflasi umum, yaitu 0,95% (yoy).
Setianto mengatakan, melemahnya tekanan inflasi pada komponen harga bergejolak di November itu disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan.
Sedangkan inflasi pada komponen inti juga tercatat turun tipis, dari 3,31% (yoy) pada Oktober 2022 menjadi 3,30% di November 2022. Komponen yang menggambarkan daya beli ini memberi andil sebesar 2,17% (yoy) pada tingkat inflasi umum di bulan ke-11 tahun ini.
“Jadi secara keseluruhan tahunan inflasi inti ini masih relatif terkendali,” jelas Setianto.