Suma.id: Provinsi Lampung dikenal sebagai salah satu daerah dengan potensi pertanian tinggi. Komoditas unggulan salah satunya ialah produksi tebu untuk menghasilkan gula. Tebu menjadu salah satu komoditas penting yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemandirian pangan di daerah ini.
Pengembangan produksi tebu di Lampung menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Berdasarkan catatan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah produksi gula tebu di Indonesia mencapai 2,42 juta ton pada 2021. Nilai ini lebih tinggi 13,5% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 2,13 juta ton. Dari jumlah tersebut, produksi gula tebu paling banyak berasal dari Jawa Timur, yakni 1,12 juta ton. Posisi kedua ditempati Lampung dengan produksi gula tebu sebanyak 802,4 ribu ton.
Baca Juga: Tetes Tebu Rp24 Miliar Berlayar ke Filipina
Salah satu faktor yang mendukung pengembangan produksi tebu di Lampung adalah kondisi geografis dan iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tebu. Lampung memiliki tanah yang subur dan curah hujan yang cukup tinggi, serta sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Hal ini memungkinkan petani di daerah ini untuk menanam tebu dengan hasil optimal.
Dalam beberapa tahun terakhir, upaya telah dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur irigasi dan mendukung penggunaan teknologi pertanian modern, seperti sistem irigasi tetes, yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air.
Baca Juga: Pertanian Jaga Ketahanan Pertumbuhan Ekonomi Lampung
Selain itu, pengembangan produksi tebu di Lampung juga didukung oleh adanya kebijakan pemerintah yang mengarah pada pengembangan sektor pertanian. Pemerintah daerah dan pemerintah pusat telah memberikan dukungan dalam bentuk bantuan teknis, pembiayaan, dan pelatihan kepada petani tebu.
Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengelola kebun tebu mereka, menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan, dan memperkenalkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, kerja sama antara pemerintah, petani, dan sektor swasta juga menjadi faktor penting dalam pengembangan produksi tebu di Lampung. Banyak perusahaan gula besar telah berinvestasi di daerah ini, membangun pabrik gula dan menyediakan pasar yang stabil untuk hasil panen petani. Kerjasama ini menciptakan sinergi antara semua pemangku kepentingan, termasuk petani, pemerintah, dan perusahaan, untuk mempercepat pengembangan produksi tebu di Lampung.
Pabrik Gula
Di Lampung, produksi gula terbesar ada di bawah Sugar Group Copmpany yang mendapat pengelolaan lahan seluas 61 ribu hektare. Produksi gula SGC di sekitar 1997 mencapai 450 ribu ton tiap tahun, setara 30 persen produksi gula nasional pada 1997.
SGC memiliki 4 anak perusahaan, yaitu, PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP), dan PT Indolampung Distillery (ILD). PT Indolampung Distillery memproduksi Etanol dan tiga anak perusahaan lain bergerak dalam produksi gula. Produk utama perusahaan Sugar Group adalah Gula Kristal Putih bermerek Gulaku.
Manfaat pengembangan produksi tebu di Lampung sangat luas. Pertama, pengembangan produksi tebu dapat meningkatkan pendapatan petani dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan adanya peningkatan produktivitas dan akses ke pasar yang stabil, petani tebu dapat meningkatkan pendapatan mereka dan mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian lainnya.
Pengembangan Tebu
Selanjutnya, kedua, pengembangan produksi tebu juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Industri gula yang berkembang di Lampung dapat menyerap tenaga kerja lokal, mendorong pertumbuhan sektor industri terkait, dan meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak dan kontribusi lainnya.
Ketiga, pengembangan produksi tebu juga berkontribusi pada kemandirian pangan. Dengan meningkatnya produksi tebu, Indonesia dapat mengurangi impor gula dan meningkatkan ketahanan pangan negara. Selain itu, pengembangan produksi tebu juga dapat memperluas diversifikasi sumber pendapatan petani dan meningkatkan keamanan pangan di tingkat rumah tangga.
Namun, tantangan juga ada dalam pengembangan produksi tebu di Lampung. Salah satu tantangan utama adalah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pola curah hujan dan kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam pengelolaan kebun tebu. Selain itu, penting juga untuk terus mendorong inovasi teknologi dan penggunaan praktik pertanian yang berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi.
Pengembangan produksi tebu di Lampung memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian pangan. Dengan dukungan pemerintah, kerjasama antara pemangku kepentingan, dan penggunaan teknologi pertanian yang inovatif, Lampung dapat menjadi pusat produksi tebu yang kompetitif secara nasional maupun internasional. Langkah-langkah ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi petani, masyarakat, dan negara secara keseluruhan.