Suma.id: Vietnam mendesak agar warga mengungsi ketika Topan Noru yang semakin intensif menghantam negara Asia Tenggara. Apalagi setelah menyebabkan sedikitnya delapan kematian dan banjir yang meluas di Filipina.
Kecepatan angin terlihat mencapai 183 km per jam pada Senin malam, 26 September 2022, kata badan meteorologi negara itu, menambahkan bahwa Noru diperkirakan akan mendarat di Vietnam pada Rabu sebelum melemah dan pindah ke Thailand.
Topan tersebut memaksa bandara di Vietnam ditutup, menyebabkan gangguan perjalanan, sementara ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka, menurut pernyataan resmi. Kecepatan angin mencapai dari 134kmh hingga 149kmh pada Selasa pagi, kata badan meteorologi.
“Kami tidak punya banyak waktu lagi. Badai semakin intensif sehingga respons kami harus lebih kuat dan lebih cepat,” kata Perdana Menteri Pham Minh Chinh pada pertemuan tanggap darurat bencana pada hari Selasa, 27 September 2022.
“Evakuasi harus dilakukan sesegera mungkin dengan prioritas utama adalah nyawa dan aset masyarakat,” ucapnya.
Otoritas penerbangan Vietnam menutup sembilan bandara di seluruh negeri mulai Selasa, memaksa ratusan penerbangan domestik dan internasional dibatalkan.
Sekitar 270.000 personel militer telah disiagakan, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Daerah yang paling parah terkena dampak diperkirakan adalah provinsi tengah Quang Ngai, rumah bagi kilang minyak Dung Quat, dan Quang Nam, rumah bagi situs Warisan Dunia Hoi An, kata badan meteorologi.
Provinsi Quang Nam mengevakuasi lebih dari 133.000 penduduk, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, sementara rekaman dari media pemerintah VTV menunjukkan orang-orang membentengi rumah mereka dengan batu bata dan karung pasir.
Pihak berwenang berlomba untuk mengamankan daerah penghasil kopi negara itu di utara wilayah Dataran Tinggi Tengah.
Di Filipina, di mana badai kategori 3 mendarat pada Minggu malam, pihak berwenang mengatakan sedikitnya delapan orang tewas, sekitar 74.000 berlindung di pusat-pusat evakuasi, dan banyak lagi yang dibiarkan tanpa listrik.
Rekaman dari penyiar lokal menunjukkan personel polisi menebang pohon tumbang yang menghalangi jalan di provinsi Quezon, dan penduduk memilah-milah puing-puing dengan tangan mereka. Pekerja bantuan mendistribusikan barang-barang bantuan dan makanan di masyarakat pesisir, menurut rekaman yang disiarkan di saluran Youtube DZRH.
Topan Noru, badai terkuat yang melanda Filipina tahun ini, juga merusak tanaman senilai 1,53 miliar peso (26 juta dolar AS), menurut data pemerintah.
“Masih ada daerah yang banjir,” kata Daniel Fernando, gubernur provinsi Bulacan di utara ibu kota, kepada DZRH. Sawah yang hampir siap panen rusak parah, tambahnya.