Suma.id: Sempet heboh adanya harimau yang masuk ke perkebunan, akhirnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat berhasil mengevakuasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masuk kandang jebak di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Raja hutan ini akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Yayasan Arsarl.
“Harimau itu langsung kita kirim ke PRHSD Yayasan Arsari dengan pengawalan dokter hewan PRHSD,” kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra, di Lubukbasung, Selasa, 11 Januari 2022.
Satwa dilindungi UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekositemnya itu dibawa ke PRHSD menggunakan kandang angkut untuk diobservasi dan memeriksa kesehatan.
Apabila kondisi sehat, maka akan segera dilepasliarkan satwa itu ke habitatnya. “Kami menunggu hasil observasi dari tim medis PRHSD dan setelah ini mencari lokasi lepasliar,” katanya.
“Bupati Agam didampingi Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, dan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKDA Sumatera Barat, Khairi Ramadhan,” katanya.
Sementara Andono menambahkan Sumatera Barat memiliki dua lanskap besar berupa Bukit Barisan dan Cagar Alam Maninjau sampai Batang Gadis yang dihuni 80-100 harimau.
Sumatera Barat sudah memberikan surat edaran ke bupati dan wali kota bahwa harimau harus dijaga bersama-sama. Setelah itu mulai membangun Patroli Anak Nagari dan bekerjasama di nagari atau desa adat untuk mengamankan harimau atau ternaknya.
Dalam surat edaran itu, gubernur berharap para pihak saling bersinergi termasuk pengusaha. Sehingga tidak ada lagi satwa keluar karena ada suatu upaya maupun kegiatan oleh pengusaha berupa kebun kelapa sawit.