Suma.id: Ramadan kaya akan kuliner khas di tiap daerah. Kuliner ie bu peudah (bubur nasi pedas) telah lama menjadi santapan takjil khas Ramadan di Aceh. Makanan ie bu peudah sudah ada sejak masa kesultanan Aceh.
Saat ini banyak pula yang sudah meninggalkan warisan indatu (leluhur) tersebut dan tidak semua kawasan di Aceh mengenal ie bu peudah. Hingga kini, olahan kuliner leluhur itu masih terjaga seperti di wilayah Gampong (desa) Nusa, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
“Ini sudah menjadi adat istiadat sejak lama, pada masa kesultanan Aceh sudah ada, dan kami masih membudayakan tradisi ini setiap Ramadan tiba. Resepnya kami dapat dari orang tua kami turun temurun,” kata Nurhayati (51), warga Gampong Nusa, Kamis, 23 Maret 2023.
Aceh terkenal dengan keanekaragaman olahan masakan dengan rempah-rempah khas hasil kekayaan alam tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan Aceh. Ie bu peudah terdiri dari beberapa jenis macam rempah dan dedaunan yang bisa dicari di alam Aceh seperti di Bukit Nusa.
Untuk menuju kesana harus menempuh jalan setapak dan datar dari rumah Nurhayati yang dilalui sekitar 20 menit berjalan kaki. Kemudian berlanjut dengan tanjakkan yang semakin terjal hingga tiba di bukit.
“Karena saya cari daun untuk bahan-bahan ie bu peudah tiap tahun ke gunung, saya hafal di mana-mana saja tempatnya dan bagaimana lambatnya pertumbuhan batang kayu itu. Jadi daerah yang saya ambil daunnya tahun ini, akan disimpan untuk tahun depan,” ucap Nurhayati.
Sebanyak 44 jenis macam rempah dan dedaunan yang dibutuhkan untuk mengolah ie bu peudah yaitu kunyit, lada, lengkuas, jahe, ketumbar, bawang putih, daun si mirah doeng, daun sinekut, daun tahe, daun capa, daun pepaya, daun sop, daun jeruk perut, daun muling, daun tongkat ali dan lainnya.
Setelah itu, campurannya seperti beras, jagung, kacang hijau, harus disangrai sebelum nantinya ditumbuk bersama semua daun kayu. Bahan-bahan tersebut ditumbuk hingga halus menggunakan jeungki (alat tumbuk kayu khas Aceh) kemudian dilakukan proses menggayak dan setelah itu di jemur hingga kering.
Untuk mengolahnya, rempah dan dedaunan yang telah halus dicampur dengan kelapa parut, kacang, air kelapa dan bahan lainnya. Cita rasa lada dan jahe dan beberapa jenis dedaunan seperti daun bunga kates membuat bubur sedikit terasa pedas dan sedikit pahit.
Mengonsumsi bubur saat sahur bisa menahan rasa lapar pada siang hari. Menurut Nurhayati, bubur ie bu peudah juga membuat tubuh tidak cepat lelah.
“Selain itu, manfaatnya juga untuk melancarkan peredaran darah dan juga untuk imun tubuh,” jelasnya. (MED)