Suma.id: Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) telah mendeteksi 26 titik panas selama lima hari belakang. Sebagian titik panas ini sudah dilakukan pengecekan di lapangan dan dipadamkan di sejumlah lokasi.
Seperti di Musi Rawas Utara, tim satuan tugas patroli dan pemadam kebakaran hutan sudah menangkap sejumlah petani yang membakar lahan dengan sengaja.
“Semua titik panas yang terdeteksi langsung kami teruskan ke satgas di daerah, sehingga langsung di cek dan dipadamkan oleh tim di lapangan,” ucap Ansori, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan, Senin 5 Juni 2023.
Baca juga: 1.570 Titik Panas Terpantau Sepanjang Januari-Juli
Ansori mengatakan ada 700 titik panas yang terpantau satelit LAPAN. Pada Januari tercatat 54 titik, Februari 43 titik, Maret 91 titik, April 227 titik, Mei 262 titik, dan Juni 23 titik.
“Kami sudah siaga dan standby dengan semakin meningkatnya titik panas saat ini. Apalagi saat ini musim kemarau sudah terjadi. Koordinasi dengan semua pihak pun makin intensif kami lakukan, bahkan posko kita juga terus memonitor perkembangan titik panas di daerah,” jelasnya.
Baca juga: 70 Titik Panas Terdeteksi di Lampung
Selain tim di lapangan, pihaknya juga menurunkan dua helikopter water bombing untuk memadamkan langsung di lokasi kebakaran lahan. Di Sumsel, kata Ansori, di Sumsel ada sejumlah daerah rawan terbakar dan saat ini sedang meningkatkan kewaspadaan.
Yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Muara Enim. Ansori mengingatkan warga dan perusahaan mengawasi lahan di area konsesi atau tempat tinggalnya.
Menurut dia, kebakaran akan lebih rentan terjadi di kawasan yang tidak terkelola. “Ketika musim panas terjadi, semua kawasan yang tidak terkelola rentan terbakar. Tidak hanya karena pembukaan lahan saja, membuang puntung rokok pun bisa saja menjadi penyebab awal kebakaran,” jelas Ansori.
Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah Sumsel Darna Dahlan menyebut, untuk mencegah kebakaran lahan, pihaknya mengaktifkan kembali sumur bor, penimbunan kanal, dan sekat kanal. Secara keseluruhan ada 2.100 sumur bor dan sekitar 1.000 sekat kanal di Sumsel.
“Ini dapat membantu lahan gambut di Sumsel tetap basah. Hingga April 2023, sudah ada 900 hektar lahan terbakar, baik di lahan konsesi perusahaan maupun di lahan masyarakat. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat itu, luas lahan terbakar hanya sekitar 600 hektare,” ujarnya.
Darna mengakui, beberapa kawasan yang terbakar ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, dan Musi Banyuasin. “Kawasan yang terbakar berada di bekas konsesi perusahaan yang tidak terkelola dan juga di beberapa kawasan lain yang sifatnya sporadis,” pungkasnya.