Suma.id: Petani kopi di Lampung berharap produksi biji kopi terserap maksimal seiring meningkatnya volume ekspor kopi asal Lampung ke sejumlah negara.
“Tentu senang kalau kopi Lampung diekspor makin banyak ke mancanegara, jadi ada harapan untuk petani untuk meningkatkan produksinya,” ujar salah seorang petani kopi Tanggamus, Lilik, Selasa, 21 September 2021.
Menurutnya, adanya peningkatan produksi kopi juga harus diimbangi dengan terserapnya produksi biji kopi milik petani.
“Keinginan petani tentu biji kopi bisa terserap maksimal, jadi petani makin sejahtera,” ucapnya.
Ia mengatakan perlu dilakukan pendampingan kepada para petani agar mereka memahami standar ekspor yang baik untuk meningkatkan kualitas biji kopi.
“Kita ini, kan hanya tahu proses menanam, memetik, menjemur lalu mengirimkan ke tengkulak. Jadi, perlu juga pendampingan kepada petani agar kualitas biji kopi lebih baik,” katanya.
Saat ini harga biji kopi di tingkat petani berkisar Rp20 ribu per kilogram.
Hal serupa dikatakan petani kopi Ahmad. “Kalau petani kopi bisa diberi pendampingan tentang menjaga kualitas dan menjaga produktivitas, tentu produksi kopi serta harga akan maksimal,” ucap Ahmad.
Ia mengatakan dengan memaksimalkan kualitas dan produktivitas, maka akan meningkatkan kesejahteraan petani kopi.
Dengan luas area lahan kopi 156.918 hektare dan jumlah petani 142.511 orang, Pemprov Lampung memproyeksikan pada 2022 produksi kopi meningkat 94.877 ton, sehingga total produksi mencapai 200.000 ton.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan telah secara langsung melepas sebanyak 600 metrik ton kopi Lampung ke Mesir. (ANT)