Suma.id: Harga jual sapi di pasaran Bandar Lampung saat ini turun drastis. Hal itu disebabkan karena munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak Sapi.
Pedagang daging sapi di Pasar Koga Hendri mengungkapkan penurunan harga sapi hidup mulai Rp500 ribu- Rp1 juta/ ekor. Sebab, kata dia, jika dihitung bobot sapi mencapai empat kwintal atau 400kg sebelumnya harga jual mencapai Rp 22 juta. Namun, sejak marak wabah PMK turun menjadi Rp21juta-Rp21,5juta/ ekor.
Tidak hanya itu, ia juga mengaku khawatir harga jual daging sapi dan sapi juga terus- menerus mengalami penurunan jelang Hari Raya Iduladha.
“Sejak munculnya wabah PMK warga jadi takut beli daging sapi, sehingga penjualan menurun dan harga daging sapi otomatis turun,” paparnya.
Ia melanjutkan, selain harga sapi, harga daging sapi juga ikut anjlok, dari semula harga daging sapi murni mencapai 160 ribu/kg namun saat ini hanya Rp130 – 140 ribu/kg. Sementara daging bakso Rp 110- 120 ribu.
“Kalau daging bakso, kan campur, jadi lebih murah, ya walaupun harga turun juga tetap menurun pembeli,” katanya.
Ia mengaku jika penurunan penjualan daging sapi mencapai 40% dibandingkan sebelumnya
“Karena wabah PMK masyarakat pada takut beli sapi, jadi penjualan juga ikut menurun,” katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, mengatakan saat ini sapi yang dinyatakan suspect atau terindikasi PMK di Lampung hanya 47 ekor. Sementara sapi yang dinyatakan negatif ada 30 ekor, yang positif 16 ekor dan yang mati 1 ekor. Sehingga persentasenya dibandingkan populasi ternak di Lampung masih kecil karena nilai ternak di Lampung mencapai 891.516 ekor.
Selain itu, kata dia, berdasarkan hasil rapat dengan Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada pertengahan Juni, vaksin untuk hewan ternak mulai didistribusikan dari Pemerintah Pusat.
“Kami saat ini masih menunggu distribusi dari pusat. Minggu kedua Juni Insyallah,” ujarnya.
Menurutnya, jumlah vaksin yang akan didistribusikan berdasarkan dengan sebaran kasus yang ada di daerah masing-masing.
“Kami belum mengusulkan berapanya, karena kita masih harus lihat situasi dan kondisi di lapangan,” katanya.
Ia menegaskan jika nantinya vaksin akan diberikan kepada hewan ternak yang dalam kondisi sehat.
“Yang mendapatkan vaksin adalah hewan yang sehat, pencegahannya dilakukan dengan penyuntikan vaksin,” katanya.
Ia juga mengatakan, jika vaksin yang akan diberikan merupakan vaksin impor. “Saat ini masih impor, sehingga jumlahnya mungkin terbatas. Tapi InsyaAllah dari hasil rapat bersama Kementan menerangkan pada Agustus akan ada vaksin buatan lokal untuk hewan ternak,” jelasnya.