Suma.id: Sebanyak 120 warga etnik Rohingya yang sudah terombang-ambing selama beberapa hari di tengah laut Aceh akhirnya dievakuasi ke daratan melalui Pelabuhan Asean, Kreueng Geukeuh, Kabupaten Aceh Utara, Kamis malam, 30 Desember 2021.
Protection Associate of UNHCR, Oktina, mengapresiasi Pemerintah Indonesia dan daerah yang telah menarik kapal motor berisikan pengungsi etnik Rohingya tersebut ke daratan Tanah Rencong.
“Jadi memang yang harus kita pikirkan sekarang adalah keselamatan jiwa mereka karena sudah lama terombang-ambing di lautan,” kata Oktina dalam keterangan pers, Sabtu, 31 Desember 2021.
Kapal motor yang mengangkut warga etnik Rohingya itu mengalami kerusakan, sehingga berlabuh di Pelabuhan Asean, Kreung Gekeuh, sekitar pukul 23.58 WIB, dengan cara ditarik oleh KRI Parang-647 milik TNI Angkatan Laut dari laut lepas.
Saat mendarat, para pengungsi yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan karena diguyur hujan. Setelah turun dari kapal, mereka langsung mengikuti serangkaian pemeriksaan kesehatan guna mengantisipasi penyebaran covid-19 sebelum dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
“Informasi awal, masih sekitar 120 orang, nanti kita akan lihat dan akan kembali melakukan penghitungan ulang seperti biasanya,” jelas Oktina.
Rencananya para pengungsi etnik Rohingya tersebut akan dibawa ke tempat penampungan sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) Lhokseumawe. “Di BLK sudah siap semuanya, dengan air bersih hingga tempat tidur yang layak. Mereka akan mengikuti karantina sesuai protokol kesehatan selama 14 hari,” ujarnya.