Suma. id : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sumatera Barat fokus menekan angka anak dengan kasus kekerdilan yang semakin meningkat di daerah itu.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat (Sumbar), Fatmawati, mengatakan, peningkatan kasus kekerdilan disebabkan banyak hal, antara lain pernikahan usia anak yang hamil di usia sekolah, asupan gizi yang tidak terpenuhi, pola asuh yang baik pada 1.000 hari pertama kehidupan, serta tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Ia mengatakan BKKBN mendapatkan amanat dari Presiden RI Joko Widodo menjadi koordinator percepatan pencegahan kekerdilan.
“Kami mohon bantuan dan kerja sama pihak terkait untuk bersama-sama menurunkan angka stunting (kekerdilan) di Sumatera Barat,” kata dia di ruang kerja, Rabu, 7 April 2021.
Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan adalah melibatkan generasi muda yang akan menjadi calon orang tua melalui program Generasi Berencana (Genre). Fatmawati menjelaskan genre Sumatera Barat dan kabupaten dan kota juga siap melakukan intervensi sesuai dengan perannya dengan sasaran para remaja sebagai calon pasangan orang tua nantinya.
“Kami berharap akan hadir generasi yang sehat dan kuat di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat,” ujarnya.
Fatmawati juga menjelaskan untuk hasil Sensus Penduduk 2020, Sumatera Barat sudah berada pada era bonus demografi. Adapun total populasi penduduk 5,53 juta, sebanyak 68,65 persen berusia produktif, yakni 15-64 tahun.
Ia menyatakan Sumatera Barat kini berada pada masa bonus demografi dan harus persiapan lebih awal bagaimana usia produktif yang banyak ini memiliki kualitas unggul.
“Saya berharap melalui intervensi spesifik oleh kesehatan dan intervensi sensitif oleh seluruh instansi, baik vertikal, OPD, BUMN, swasta, maupun organisasi lainnya harus ikut ambil peran dalam memanfaatkan bonus demografi agar terwujud sumber daya manusia Sumbar yang unggul,” kata dia.