Suma.id: Ancaman kebakaran hutan dan lahan mulai harus diwaspadai. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Agustus hingga Oktober 2021. Potensi karhutla berbasis hotspot kategori menengah hingga tinggi di Sumatra, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Diprediksi berpeluang terjadi Agustus di Sumatra bagian tengah dan sebagian NTB-NTT. Untuk bulan September-Oktober berpeluang terjadi di sebagian NTB-NTT,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanthi melalui konferensi televideo, Senin, 30 Agustus 2021.
Sementara itu, karhutla diprediksi tak terjadi pada Desember 2021. Potensi karhutla terjadi karena pengaruh musim kemarau.
Laksmi menuturkan sejumlah wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Wilayah itu terdiri atas Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, dan Bangka Belitung.
“Lalu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua,” terang Laksmi.
KLHK, kata Laksmi, sudah mengantisipasi potensi karhutla. Antisipasi itu berupa upaya pencegahan dengan penetapan status siaga di berbagai wilayah yang menghadapi musim kering.
Upaya lainnya, yakni melakukan pengendalian operasional melalui satuan tugas (satgas) terpadu. Kemudian, meningkatkan deteksi dini, kesiapan pemadaman, dan upaya permanen seperti teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT).
“Hasil dari intervensi TMC ini membuat curah hujan lebih tinggi dari prediksi, yakni sekitar 12,38 persen sampai 35,99 persen,” ujar Laksmi.
Dia menegaskan kebakaran hutan menjadi perhatian serius pemerintah. Pencegahan karhutla diyakini maksimal dengan upaya seluruh pihak, baik pemerintah dan masyarakat.
“Sinergi para pihak mulai dari pusat, daerah, hingga tingkat lapak dalam menangani karhutla perlu terus dikedepankan, partisipasi serta kesadaran masyarakat perlu terus dibangun,” kata Laksmi.