Suma.id: Jepang hari ini mengonfirmasi rencana untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan perbatasan covid-19.
Pemerintah telah memutuskan untuk meninjau kontrol perbatasan secara bertahap, kata kepala sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno menanggapi laporan media bahwa waktu karantina untuk pelancong bisnis akan dikurangi dari 10 hari menjadi 3 hari.
Dilaporkan penyiar nasional NHK, pelonggaran itu mungkin berlaku mulai Senin pekan depan, sementara pendatang perbatasan harian akan dinaikkan dari 3.500 orang menjadi 5.000 pada akhir bulan ini.
Kelompok bisnis dalam dan luar negeri di Jepang telah melobi pemerintah untuk melonggarkan pembatasan perbatasan agar lebih sama dengan negara lain. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengizinkan masuknya pelancong dari sebagian besar negara selama mereka memiliki bukti vaksinasi covid-19.
Sementara karantina yang lebih pendek akan diterima, kata Presiden Dewan Bisnis Eropa di Jepang Michael Mroczek, itu hanya akan menguntungkan pelancong bisnis dan warga negara Jepang.
“Tidak bisa membawa personel penting ke Jepang saat ini menjadi masalah nomor satu bagi industri Eropa,” katanya.
Jepang mempersingkat masa karantina untuk orang yang sudah divaksin menjadi 10 hari dari 14 hari pada bulan lalu ketika mencabut tindakan darurat di sebagian besar negara.
Kasus covid-19 telah turun secara dramatis di Jepang karena tingkat vaksinasi negara itu telah melampaui 70% populasi. Infeksi baru di Tokyo turun menjadi 9 kemarin, turun dari lebih dari 5.000 sehari selama gelombang pada Agustus didorong oleh varian delta yang menular.
Pemeriksaan vaksin dan tes virus korona sebelum dan sesudah perjalanan internasional, kata seorang dokter dan peneliti di Keio University Haruka Sakamoto, seharusnya cukup untuk menahan infeksi sekarang setelah pandemi mereda di Jepang dan di tempat lain.
Di tempat lain di kawasan Asia-Pasifik, Thailand dan Australia kemarin melonggarkan pembatasan perbatasan internasional secara signifikan untuk pertama kalinya dalam 18 bulan. (MI)
