Suma.id: Kekerasan di kampus masih terjadi. Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang membentuk tim pencari fakta terkait penganiayaan dan pelecehan yang dialami ALP (19). ALP diduga dilakukan oleh 10 mahasiswa seniornya. Kampus berjanji mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan dan pelecehan.
“Tim pencari fakta ini sudah dibentuk dan sedang menyelidiki persoalan kekerasan dan penganiayaan itu,” kata Ketua Tim Investigasi pencari fakta sekaligus Wakil Dekan III Fakultas FISIP UIN Raden Fatah Palembang, Kun Budianto, Selasa, 4 Oktober 2022.
Budianto mengatakan pihaknya telah menjenguk korban di rumah sakit. Hari ini, pihaknya tengah memanggil 10 orang mahasiswa tersebut ke kampus.
“Jika nanti terbukti terjadi tindakan hukum dan kriminal pihak kampus tidak segan untuk memberhentikan oknum mahasiswa itu,” ungkapnya.
Menurutnya, tim ini sedang mengumpulkan fakta dan data-data yang ada termasuk apakah diksar yang dilakukan memiliki surat izin.
Sebelumnya, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang berinisial ALP, 19, diduga dianiaya dengan cara disiksa, ditelanjangi, dan disundut rokok oleh senior-seniornya saat mengikuti diksar Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
ALP dianiaya saat mengikuti diksar di Bumi Perkemahan Gandus Palembang selama 4 hari yakni pada 29 September-2 Oktober 2022.
Kakak dari ALP, berinisial ZR, mengatakan penganiayaan bermula karena adiknya mengalami kekerasan oleh sesama panitia yang lebih senior setelah membocorkan dugaan pungli yang terjadi dalam diksar tersebut.
“Adik saya bilang ada biaya Rp300 ribu untuk mengikuti diksar dan sudah mencakup keseluruhan. Tapi ternyata setiap peserta masih dimintai sembako. Jadi adik saya menyampaikan itu kepada teman-temannya yang mengikuti diksar,” katanya
Kemudian usai membocorkan informasi tersebut, korban didatangi oleh beberapa seniornya. Lalu korban dianiaya mulai dari disiksa, disundut rokok, dan ditelanjangi.
“Kondisi adik saya saat ini jidatnya bengkak, telinga biru semua, mata bengkak, ada sudutan rokok di muka, dan lengannya biru,” jelas dia.
Saat ini korban mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Hermina di Jakabaring Palembang sejak Minggu, 2 Oktober 2022.