Bandar Lampung, suma.id — Tersembunyi di bawah gunung di Kamioka, Jepang, sekitar 1 kilometer di bawah permukaan bumi, Super-Kamiokande (Super-K) berdiri sebagai salah satu detektor neutrino terbesar di dunia. Fasilitas ini memiliki tangki raksasa yang berisi 50.000 ton air ultra-murni, setara dengan 13 juta galon, untuk menangkap partikel neutrino—partikel misterius yang sulit dideteksi di alam semesta.
Air Ultra-Murni: Kunci Sensitivitas Super-K
Air di Super-Kamiokande bukan air biasa. Air ini dimurnikan secara ekstrem hingga bebas dari mineral, bakteri, ion, gas, dan zat korosif melalui sistem filtrasi canggih. Kebersihan air ini sangat penting untuk menjaga sensitivitas detektor, tetapi sifatnya yang sangat murni membuatnya tidak aman untuk diminum karena dapat merusak sel tubuh akibat efek osmotik.
Setiap hari, triliunan neutrino melintas melalui tangki Super-K, tetapi hanya sekitar 30 neutrino yang berinteraksi dengan molekul air. Interaksi ini menghasilkan partikel yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya di air, menciptakan kilatan biru yang dikenal sebagai efek Cherenkov. Kilatan ini ditangkap oleh lebih dari 13.000 tabung fotomultiplier yang dipasang di dinding tangki, memungkinkan peneliti untuk mempelajari sifat neutrino.
Inovasi Gadolinium Sulfat untuk Deteksi Lebih Akurat
Untuk meningkatkan sensitivitas hingga seribu kali lipat, tim Super-Kamiokande berencana menambahkan gadolinium sulfat ke dalam air tangki. Senyawa ini dapat meningkatkan kemampuan detektor untuk menangkap sinyal neutrino, terutama dari peristiwa kosmik langka seperti ledakan supernova. Neutrino, yang dihasilkan dari proses seperti reaksi inti bintang, supernova, reaktor nuklir, atau akselerator partikel, memiliki sifat unik: tidak bermuatan listrik dan hampir tanpa massa, membuatnya jarang berinteraksi dengan materi.
Ide penggunaan gadolinium sulfat pertama kali diusulkan pada tahun 2002 oleh Mark Vagins dari Universitas Tokyo dan John Beacom dari Ohio State University. Proyek ini dinamakan GADZOOKS! (Gadolinium Antineutrino Detector Zealously Outperforming Old Kamiokande, Super!), mencerminkan ambisi untuk merevolusi deteksi neutrino.
EGADS: Uji Coba Skala Kecil
Sebelum menerapkan gadolinium di Super-K utama, para peneliti membangun EGADS (Evaluating Gadolinium’s Action on Detector Systems), versi mini dari Super-K. Dengan kapasitas hanya 200 ton air ultra-murni (0,4% dari Super-K) dan 240 tabung detektor cahaya, EGADS digunakan untuk menguji keamanan dan efektivitas gadolinium sulfat. Hasil dari pengujian ini menjadi langkah penting sebelum inovasi diterapkan pada skala penuh.
Harapan untuk Masa Depan Penelitian Neutrino
Dengan peningkatan ini, Super-Kamiokande diharapkan dapat mendeteksi neutrino peninggalan supernova yang telah mengalir di alam semesta selama 13,8 miliar tahun. Jika berhasil, fasilitas ini tidak hanya akan tetap menjadi detektor neutrino terbesar, tetapi juga yang paling sensitif dalam sejarah, membuka wawasan baru tentang rahasia kosmos.








