suma.id – Meta Platforms, perusahaan di balik Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengambil langkah besar dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dengan membentuk tim “Superintelligence” untuk mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI). Dipimpin langsung oleh CEO Mark Zuckerberg, inisiatif ini menandai ambisi Meta untuk menjadi pemimpin dalam persaingan AI global.
Kata Kunci: Meta AI, tim Superintelligence, pengembangan AGI, Mark Zuckerberg, Scale AI, kecerdasan buatan canggih.
Tim Superintelligence Meta: Langkah Menuju AGI
Mark Zuckerberg memimpin pembentukan tim elit bernama “Superintelligence,” yang terdiri dari sekitar 50 pakar AI terbaik dunia. Tim ini, dijuluki “Fantastic 50,” direkrut dengan tawaran kompensasi besar untuk menciptakan AGI yang mampu menyerupai atau melampaui kemampuan kognitif manusia. Langkah ini merupakan respons atas tantangan Meta dalam pengembangan AI sebelumnya, termasuk model Llama yang kurang kompetitif dan proyek Metaverse yang belum mencapai harapan.
Tujuan tim ini adalah membangun AI yang tidak hanya unggul dalam tugas spesifik, tetapi juga mampu belajar, beradaptasi, dan mengambil keputusan secara mandiri di berbagai konteks, mirip dengan cara berpikir manusia.
Kata Kunci: Tim Superintelligence Meta, Fantastic 50, AGI canggih, inovasi AI.
Investasi Besar Meta di Scale AI
Untuk mempercepat pengembangan AGI, Meta menggelontorkan investasi sebesar $14,3 miliar untuk mengakuisisi 49% saham Scale AI, perusahaan penyedia data pelatihan AI berbasis di San Francisco. Kolaborasi ini memberikan Meta akses ke data berkualitas tinggi yang krusial untuk melatih model AI canggih.
CEO Scale AI, Alexandr Wang, akan bergabung dengan Meta untuk memimpin tim Superintelligence. Kehadiran Wang diharapkan memperkuat kemampuan Meta dalam mengembangkan model AGI yang kompetitif, menyaingi pemain besar seperti OpenAI dan Google DeepMind.
Kata Kunci: Investasi Meta Scale AI, kolaborasi AI, data pelatihan AGI.
Fokus pada AGI: Meniru Kemampuan Kognitif Manusia
Berbeda dengan AI konvensional yang terbatas pada tugas spesifik, AGI yang dikembangkan Meta bertujuan untuk meniru kemampuan berpikir manusia secara menyeluruh. AGI diharapkan dapat belajar secara mandiri, memecahkan masalah kompleks, dan beradaptasi dengan berbagai situasi tanpa pelatihan ulang.
Salah satu proyek kunci adalah model AI “Behemoth,” yang dirancang sebagai fondasi pengembangan AGI. Meski sempat mengalami penundaan karena tantangan teknis, Meta berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini guna memperkuat posisinya di industri AI.
Kata Kunci: AGI Meta, model Behemoth, kecerdasan buatan manusia.
Dampak pada Persaingan AI Global
Langkah Meta ini mengubah dinamika persaingan AI global. Dengan OpenAI dan Google DeepMind telah merilis model AI canggih seperti ChatGPT dan Gemini, Meta berupaya mengejar ketertinggalan melalui investasi besar dan perekrutan talenta terbaik. Namun, keputusan Meta untuk berkolaborasi dengan Scale AI telah memicu reaksi dari kompetitor, dengan beberapa perusahaan seperti Google dan OpenAI menghentikan kerja sama dengan Scale AI karena kekhawatiran terkait kebijakan data.
Inisiatif ini juga memengaruhi pasar, dengan saham Meta melonjak 18% pada 2025, mencerminkan kepercayaan investor terhadap strategi AI perusahaan.
Kata Kunci: Persaingan AI global, Meta vs OpenAI, saham Meta 2025.
Visi Jangka Panjang Meta di Bidang AI
Meta tidak hanya berfokus pada pengembangan AGI, tetapi juga berencana memperluas infrastruktur penelitian AI-nya. Rencana pembangunan pusat penelitian AI di berbagai wilayah, termasuk Amerika Serikat, menunjukkan komitmen jangka panjang untuk memimpin inovasi teknologi. Dengan memanfaatkan keuntungan dari bisnis iklan, Meta memiliki sumber daya finansial untuk mendukung proyek-proyek ambisius ini tanpa bergantung pada pendanaan eksternal.
Kata Kunci: Visi AI Meta, pusat penelitian AI, inovasi teknologi jangka panjang.
Kesimpulan: Meta Menuju Masa Depan Kecerdasan Buatan
Dengan pembentukan tim Superintelligence dan investasi strategis di Scale AI, Meta menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam pengembangan AGI. Dipimpin langsung oleh Mark Zuckerberg, perusahaan ini berambisi menciptakan kecerdasan buatan yang mampu meniru kemampuan manusia, menyaingi OpenAI dan Google DeepMind. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi Meta di industri AI, tetapi juga berpotensi mengubah lanskap teknologi global di masa depan.