Suma.id : Pemerintah mulai membangun stasiun ruang kendali untuk mengoperasikan Satelit Multifungsi Indonesia Raya atau Satria. Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate didampingi jajaran direksi PT Pasifik Satelit Nusantara, Rabu, 18 Agustus 2021 di Cikarang, Jawa Barat.
Pembangunan Stasiun Kendali akan dilakukan di 11 titik di seluruh penjuru Nusantara. Cikarang, Jawa Barat, akan menjadi lokasi pusat pengendali satelit primer. Sementara 10 titik daerah yang akan menjadi lokasi sistem gateway saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan.
Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Bambang Noegroho menyebut, 11 stasiun bumi atau gateway dari Satria akan tersebar di Batam, Cikarang, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Menurutnya, pemilihan pembangunan gateway di 11 lokasi tersebut didasari oleh kombinasi beberapa kriteria.
“Di antaranya adalah ketersediaan jaringan fiber optic yang tentunya kita akan berupaya untuk menyambungkan dengan Palapa Ring. Selain itu adalah perkiraan dari gateway carrier of interference performance yang ada di lokasi-lokasi tersebut,” kata Bambang dalam Program Prime Talk Metro TV, tadi malam.
Menurut Bambang, BAKTI Kominfo dan PT Satelit Nusantara III juga melakukan pendekatan dengan pemerintah daerah dan tokoh-tokoh masyarakat di lokasi sekitar gateway. Hal ini untuk memberikan penjelasan mengenai manfaat-manfaat yang akan diterima, baik secara langsung maupun tidak dengan adanya proyek Satria.
“Jadi proyek Satria ini diharapkan dapat mendukung percepatan tranformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung,” ungkapnya.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia tetap menjaga komitmen dalam pemenuhan hak dan kewajiban dalam pembiayaan proyek di masa pandemi covid-19. Hal ini diwujudkan dengan peran serta dari semua stakeholder pemerintah yang ikut mengawal pembiayaan oleh investor asing.
“Terutama dalam skema KPBU, stakeholder utama kami antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, BKPM, LKPP, dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia yang ikut terus mengawal dan memberikan kenyamanan pada investor asing tersebut,” jelasnya.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso menjelaskan, stasiun bumi pengendali satelit berfungsi sebagai mengendalikan satelit agar tetap berada dalam posisi untuk memberikan jasa, layanan, dan cakupannya. Stasiun pengendali satelit di Cikarang, lanjutnya, akan beroperasi 24 jam 7 hari dan terus menerus diawasi.
“Semua data kesehatan satelit dan perintah-perintah dari bumi ke satelit dilaksanakan di stasiun bumi pengendali di Cikarang. Selain itu, Stasiun Bumi Cikarang berfungsi sebagai gateway yang dipergunakan untuk mengirim dan menerima signal-signal internet yang akan disebarluaskan ke seluruh pelosok Tanah Air,” jelasnya.
Satelit Satria ini terbagi dalam dua bagian, yakni badan satelit dan payload modul atau mesinnya. Saat ini, kata Adi, mesin satelit sedang dibangun, sebagian di Jerman, Prancis, Belfast, Inggris, dan Swiss. Pada pertengahan tahun depan, badan satelit dan mesinnya akan disatukan untuk mulai dilakukan testing satelit secara utuh.
“Sudah terbiasa bahwa satelit itu tidak semua part-nya dibuat oleh satu pabrikan. Ini menyangkut supply chain yang qualified di seluruh dunia,” jelas Adi.
Hingga saat ini, katanya, proses pembangunan satelit ini masih on the track sehingga peluncuran bisa dilakukan sesuai jadwal. Menurut Adi, setelah seluruh komitmen finansial telah selesai, tidak ada alasan bagi para kontraktor untuk tidak menjalankan fungsi masing-masing sesuai dengan jadwal.
“Kita setiap minggu ada (pertemuan via) Zoom berjam-jam dengan masing-masing kontraktor, baik yang ada di Amerika maupun di Eropa. Tiap minggu kita melakukan konsolidasi seluruhnya, tiap bulan juga ada rapat-rapat untuk meyakinkan bahwa seluruh proyek ini tepat pada waktunya,” tegasnya.
Sesuai jadwal satelit Satria akan diluncurkan di Florida, Amerika Serikat, pada akhir 2023. Satelit ini dikerjakan oleh perusahaan asal Prancis Thales Alenia Space dan diluncurkan menggunakan roket Falcon9 milik Space-X.
BAKTI memastikan pembangunan proyek Satria terus dikejar agar selesai tepat waktu. Manfaat kehadiran Satria juga disebut akan sangat dirasakan untuk masyarakat, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, pemerintahan daerah, keuangan, serta keamanan dan pertahanan.
“Jadi semuanya bisa terlayani dan memiliki konektivitas internet dengan kecepatan tinggi dan layanan publik di 150.000 titik bisa termanfaatkan dengan baik. Percepatan ini kita harapkan bisa menjadi sebuah tranformasi digital bagi masyarakat,” pungkas Bambang.