Suma.id: Kota Lhokseumawe diguncang 10 kali gempa dalam 24 jam terakhir. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Andi Azhar Rusdin mengatakan rentetan gempa tersebut merupakan gempa tektonik dengan pusat di laut dan tidak berpotensi tsunami.
“Ada 10 kali gempa dengan magnitudo berbeda-beda dalam rentang waktu 24 jam atau sehari terakhir, sejak Senin, 3 Januari 2023, pukul 17.15 WIB,” kata Andi Azhar Rusdin, Selasa, 3 Januari 2023.
Andi menyebut rangkaian gempa mengguncang Kota Lhokseumawe dan sekitarnya diawali dengan gempa bermagnitudo 3,0 pada Senin, 2 Januari 2023, pukul 17.15 WIB. Pusat gempa di laut, berada 24 kilometer barat laut Kota Lhokseumawe dengan kedalaman 10 kilometer.
Kemudian, gempa pada pukul 17.40 WIB dengan magnitudo 4,9 dengan kedalaman 10 kilometer dengan pusat gempa di laut, pada jarak 29 kilometer barat laut Kota Lhokseumawe.
“Ini gempa utama, dapat dirasakan masyarakat di Kota Lhokseumawe, Kabupaten Aceh Utara, dan sekitarnya. Gempa bumi tektonik ini juga tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Setelah gempa utama tersebut terjadi delapan gempa susulan dan terakhir terjadi pada Selasa, 3 Januari 2023, pukul 13.40 WIB dengan magnitudo 4,1. Pusat gempa di laut, berjarak 30 kilometer barat laut Kota Lhokseumawe.
“Untuk potensi gempa susulan masih sangat mungkin terjadi, namun kami berharap tidak terjadi gempa yang lebih besar dari gempa utama kemarin dengan magnitudo 4,9,” kata Andi Azhar.
Sejauh ini, kata Andi Azhar, pihaknya belum mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Lhokseumawe maupun BPBD Kabupaten Aceh Utara terkait kerusakan akibat gempa tersebut.
“Kekuatan gempa utama yang bermagnitudo 4,9 masuk kategori menengah. Selain guncangan gempa juga dipengaruhi jarak dari pusat gempa bumi,” kata Andi Azhar Rusdin.
Andi menyebutkan dengan memperhatikan episenter dan kedalaman hiposenter, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Lhokseumawe.
“Kepada masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG,” kata Andi.