Suma.id: Musim pancaroba atau peralihan musim kemarau ke musim hujan harus diwaspadai merebaknya beragam penyakit, seperti DBD. Dinas Kesehatan Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat ada 195 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menjangkiti wilayahnya sepanjang 2022.
“Terjadi penambahan sebanyak 92 kasus jika dibandingkan data Mei 2022,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah, Anas di Koba, Jumat, 30 September 2022.
Anas menjelaskan dari 195 temuan kasus tercatat enam penderita yang dinyatakan meninggal dunia.
“Penyebaran DBD terkait erat dengan kepadatan penduduk, mobilitas, pengetahuan, sikap, perilaku, peran serta masyarakat, serta kondisi iklim,” kata Anas.
Faktor lain yang mungkin turut mempengaruhi, kata dia, permasalahan pengelolaan lingkungan yang kurang baik sehingga menyebabkan tingginya habitat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
“Pencegahan dan pengendalian DBD ini bisa diatasi bersama dengan melakukan koordinasi dan integrasi berbagai kegiatan serta peningkatan kerja sama lintas sektor, sehingga dapat meminimalkan peluang terjadinya penularan dan kejadian luar biasa di masyarakat,” ujarnya.
Anas mengatakan kasus kematian akibat DBD disebabkan keterlambatan penanganan secara medis.
“Penderita sering terlambat memeriksa kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, itu juga jadi penyebab,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Bangka Tengah mendata terdapat tiga kecamatan yang menjadi wilayah dengan kasus tertinggi DBD, yaitu Pangkalanbaru, Lubuk Besar, dan Sungaiselan.
Ia menjelaskan demam berdarah adalah penyakit akibat gigitan nyamuk pembawa virus Dengue biasanya terjadi pada musim pancaroba. Penyakit DBD menyebabkan gejala demam tinggi dan jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat dapat mengakibatkan kematian.
Dia mengatakan pencegahan dini penyebaran DBD harus dilakukan oleh masyarakat seperti rutin menguras bak mandi seminggu sekali, membersihkan tampungan air, memasang kelambu, menimbun barang bekas dan penyebaran abate.