Suma.id: Sebuah kelompok konsumen memperingatkan bahwa jutaan dari penduduk Inggris menanggung rasa lapar akibat krisis biaya hidup masa kini. Hal tersebut terjadi setelah dikeluarkannya perkiraan bahwa akan banyak yang mengalami kekurangan bensin setelah Inggris membatasi harga bahan bakarnya.
Berita tersebut datang setelah data menunjukkan inflasi Inggris mengalami peningkatan kembali di atas 10 persen terhadap harga pangan pada September selagi berbagai masalah ekonomi menumpuk. Saat ini, mereka hanya menunggu tanggapan dari Perdana Menteri Liz Truss yang sedang kewalahan.
Menurut sebuah kelompok konsumen yang mengutip sebuah survei yang dilakukan pada 3 ribu penduduk, setengah dari rumah tangga Inggris sedang melakukan pembatasan terhadap jumlah makanan.
Sebuah kelompok penduduk lainnya yang jumlahnya tidak berbeda mengalami kesulitan menerapkan pola makan sehat, dibandingkan saat sebelum terjadi krisis tersebut. Sedangkan hampir 80 persen dari populasi tersebut mengalami kesulitan secara keuangan.
“Dampak buruk yang besar dari krisis biaya hidup tersebut dikhawatirkan menyebabkan berjuta-juta penduduk mengalami kesulitan dalam menerapkan pola makan sehat,” ujar Kepala kebijakan makanan di lembaga Which?, Sue Davis, seperti yang dikutip dalam laman The Straits Times, pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Selain itu, kelompok konsumen telah menyatakan pada Rabu, 19 Oktober 2022, bahwa keputusan pemerintah Inggris pada pekan ini untuk membatasi pembekuan harga bahan bakar akan menyebabkan jutaan penduduk tidak dapat menghangatkan rumah mereka.
Menteri Keuangan terbaru, Jeremy Hunt mengumumkan bahwa ia akan mencabut pembekuan harga bahan bakar di April 2023 bukan di akhir 2024.
“Keputusan pemerintah untuk mengakhiri dukungan universal bahan bakar di April membawa risiko menjerumuskan jutaan rumah tangga kedalam kemiskinan bahan bakar,” ujar Kepala kebijakan dan advokasi di perusahaan Which? Rocio Concha.
“Pemerintah perlu mengklarifikasi bagaimana mereka akan mendukung warga yang kesulitan dan menderita setelah musim semi dan memastikan bahwa selagi harga bahan bakar tetap tinggi, para konsumen tetap diperhatikan,” tambahnya.
Pembekuan harga tersebut bertujuan melindungi para konsumen dari harga yang tinggi disebabkan oleh perang antara penyedia energi utama yakni Rusia dan Ukraina. Sementara itu, Inggris saat ini sedang dipenuhi dengan berbagai protes dan unjuk rasa dari para pekerja mengenai upah dan gaji yang tidak mengimbangi dengan inflasi yang sedang terjadi.
Indeks harga retail, yakni sebuah pengukuran inflasi yang diantaranya mengukur pembayaran bunga jaminan sosial tenaga kerja dan digunakan oleh berbagai serikat pekerja dan pemberi kerja saat menegosiasikan peningkatan gaji meningkat sampai dengan 12,6 persen di bulan September dari sebelumnya 12,3 persen di Agustus menurut data pada hari Rabu.
Di sisi lain, Sekretaris Umum Trades Union Congress (TUC), Frances O’Grady menuntut bahwa Perdana Menteri Truss turun dari jabatannya pada pekan ini.
“Saya memiliki pesan untuk Liz Truss: Para pekerja bangga terhadap pekerjaan yang kami lakukan. Kami bekerja keras. Kami memiliki jam kerja terpanjang di seluruh Eropa,” ujar nya kepada perkumpulan tahunan TUC di Brighton.
“Akan tetapi, berkat partai Anda yang telah menduduki pemerintahan selama 12 tahun, terdapat berjuta-juta warga yang kesulitan untuk hidup sejahtera,” pungkas O’Grady.