Suma.id: Vasksinasi dengan cakupan dosis lengkap di Indonesia baru 42 persen. Komposisi ini menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuat Indonesia belum mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
“Herd immunity dari upaya vaksinasi belum sampai 70 persen,” kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi virtual, Selasa, 23 November 2021.
Nadia mengatakan kondisi covid-19 di Indonesia memang menunjukkan tren perbaikan. Salah satu faktornya, ada kekebalan dari mereka yang sudah terinfeksi virus berbahaya itu.
“Tapi itu tidak masuk perhitungan target vaksinasi untuk mengendalikan penularan,” papar dia.
Senada, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut kekebalan dari penyintas covid-19 tidak masuk hitungan kekebalan kelompok. Imunitas yang terbentuk dalam tubuh mereka tidak konsisten.
“Ini sudah dibuktikan dengan riset, bahkan untuk penyintas harus tetap divaksin,” jelas Dicky.
Kemenkes mengajak masyarakat mencegah munculnya gelombang ketiga covid-19. Ada tiga pesan yang mesti diperhatikan.
“Pertama, kita masih punya waktu untuk mencegah gelombang ketiga,” kata Siti Nadia.
Nadia mengatakan upaya pencegahan bisa berkaca dari gelombang kedua pada Juli 2021. Sebab, biang penyebabnya masih sama, yakni covid-19 varian Delta.
“Kedua, penting untuk menjaga kondisi yang sudah semakin baik untuk melanjutkan berbagai aktivitas,” papar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes itu.
Aktivitas tersebut mulai dari sosial, keagamaan, hingga ekonomi. Termasuk, memastikan anak-anak Indonesia tidak mengalami fenomena lost generation atau kehilangan generasi.
“Sehingga, kita bisa mengembalikan lagi kondisi-kondisi yang sudah kita rindukan bersama,” tutur Nadia.
Pesan ketiga ialah tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) dan menyegerakan vaksinasi. Nadia meminta masyarakat tidak memilih-milih jenis vaksin, karena semua vaksin yang beredar sudah dipastikan keamanan dan khasiatnya.