Suma.id: Dampak dari gempa di Pasaman Barat cukup membuat banyak bangunan rusak hingga harus dilakukan pengusian bagi warga terdampak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengkaji relokasi atau memindahkan warga yang berdomisili di sekitar Gunung Talamau, Kabupaten Pasaman Barat yang diduga mengalami longsor akibat gempa yang terjadi pada Jumat, 25 Februari 2022.
“Memang dikabarkan di sejumlah titik dekat kaki Gunung Talamau mengalami longsor. Tentu akan kita diskusikan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, (BMKG) terkait bahaya yang ditimbulkan,” kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto di Simpang Empat, Sabtu, 26 Februari 2022.
Ia mengatakan jika memang membahayakan warga sekitar maka perlu dipikirkan untuk relokasi.
“Tentu warga merasa khawatir dengan bahaya longsor di kaki Gunung Talamau itu. Saat ini warga itu sudah mengosongkan rumah pindah mencari tempat aman.
“Jika membahayakan tentu perlu relokasi karena jika dibiarkan tentu akan mengancam warga yang berdomisili di sekitar kaki Gunung Talamau itu baik sekarang maupun beberapa tahun nanti,” katanya.
Sementara Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengatakan perlu kajian yang pasti terkait bahaya longsor kaki Gunung Talamau.
“Kalau memang hasil kajian lembaga yang berwenang sangat membahayakan dan harus direlokasi maka kita siap melakukannya,” katanya.
Untuk relokasi itu, katanya tentu perlu sosialisasi dan pendekatan ke masyarakat serta lokasi baru yang harus disiapkan. Sementara itu warga di sekitar Gunung Talamau tepatnya di Nagari Kajai masih takut dengan longsor karena dilihat dari kejauhan kaki Gunung Talamau terlihat longsor dan air sungai keruh berlumpur.
Data sementara dampak gempa mengakibatkan sekitar enam ribu rumah rusak. Selain itu empat orang meninggal dunia, luka berat 19 orang, luka sedang tujuh orang dan luka ringan 36 orang.
Sekitar 10 ribu warga mengungsi di posko utama Kantor Bupati dan titik posko lainnya yang tersebar di Kajai dan Simpang Empat.