Suma.id: Setelah tiga hari terakhir aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) meningkat, hari ini aktivitas mulai menurun. Teramati hanya mengeluarkan embusan sebanyak 8 kali dengan amplitudo 9-36 mm, durasi 10-26 detik.
Berdasarkan laporan Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau, periode pengamatan Sabtu 18 Juni 2022, embusan sebanyak 8 kali dengan amplitudo 9-36 mm, durasi 10-26 detik.
Kegempaan low frekuensi sebanyak 32 kali, dengan amplitudo 9-35 mm, durasi : 4-13 detik dan Hybrid/Fase Banyak jumlah :1, dengan amplitudo 30 mm, S-P : 0 detik, Durasi : 8 detik.
Sedangkan vulkanik dangkal tercatat sebanyak 16 kali, dengan amplitudo 8-26 mm, Durasi : 3-7 detik, vulkanik dalam sebanyak 3 kali dengan amplitudo 36-40 mm, S-P : 2.6-2.8 detik, durasi : 8-9 detik dan tektonik jauh sebanyak 1 kali, dengan amplitudo 50 mm, S-P : 23.5 detik, durasi : 166 detik.
Terakhir, erupsi gunung api tersebut, tercatat Jumat 18 Juni 2022, sekitar pukul 23.56, dengan tinggi kolom abu mencapai 1 km condong ke arah utara.
“Jumat malam kemarin teramati tiga kali meletus,” kata petugas pos pemantau GAK, Suwarno, di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Minggu, 19 Mei 2022.
Secara visual, Gunung Anak Krakatau tidak teramati, tertutup kabut. Sedangkan melalui CCTV teramati asap putih tipis-sedang tinggi berkisar 25-100 m. Pada malam hari teramati sinar api tinggi sekitar 20 m.
“Visual GAK tidak teramati dari sini, karena tertutup kabut, melalui visual CCTV masih teramati,” kata dia.
Meskipun aktivitas Gunung api yang berada di perairan selat Sunda tersebut menurun. Masyarakat pesisir pantai Kecamatan Rajabasa diminta tenang dan Tetap waspada.
“Masyarakat diminta untuk tetap selalu waspada,” ujarnya.
Status Gunung Anak Krakatau setinggi 157 Mdpl tersebut, masih berada di level 3 atau siaga. Masyarakat dan wisatawan dilarang mendekat kawah radius 5 Km.
“Status GAK berada di level 3 atau siaga,” ujar dia.