Suma.id: DPRD Kota Medan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan serius menangani kasus stunting (kekerdilan) pada anak balita. Ketua Komisi II DPRD Kota Medan Sudari menilai Dinkes masih terkesan santai.
“Begitu seriusnya pemerintah pusat menangani stunting, tetapi Dinkes Kota Medan masih terkesan santai,” kata Sudari di Medan, Jumat, 28 Mei 2022.
Ia menuturkan hal ini terlihat kurangnya fasilitas di Posyandu. Masih ada posyandu yang menggunakan timbangan ikan di pasar untuk menimbang bayi.
“Medan kota ketiga terbesar, namun alat ukur bayi masih timbangan manual, malu aku. Wali Kota Medan Boby Nasution keren, tapi Dinkes tidak mampu mengikutinya. Padahal, sangat penting untuk mengetahui berat bayi penderita stunting,” ujar dia.
Ia mengatakan seharusnya Dinkes Kota Medan gencar berinovasi dalam percepatan penurunan angka stunting atau gizi kronis di Kota Medan.
Data terakhir Dinas Kesehatan Kota Medan menyebut stunting pada bulan penimbangan Februari 2022, ditemukan 555 balita menderita gizi kronis.
“Tentu harus dibuktikan, penanganan berbagai hal harus lebih serius dan maksimal. Berdayakan lembaga dan elemen masyarakat guna menurunkan stunting,” ujar dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Taufiq Riansyah mengaku pihaknya kesulitan menganggarkan pengadaan alat timbang bayi di daerah ini Namun, ke depan pihaknya akan memprioritaskan hal itu.
“Kami mohon dukungan dan bantuan dari para anggota dewan untuk penanganan stunting ini,” kata Taufiq.