Suma.id: Banjir masih menjadi ancaman bencana di wilayah Aceh. Seluas 3.611 hektare areal persawahan di Kabupaten Aceh utara, Aceh, gagal panen akibat banjir sehingga perlu normalisasi sungai sehingga dapat mengalirkan air secara optimal.
“Menteri PUPR dan Kepala BNPB juga telah meninjau langsung semoga bantuan normalisasi di muara dan tanggul sungai di Aceh Utara dapat terlaksana,” kata Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, di Aceh Utara, Minggu, 23 Oktober 2022.
Ia berharap tanggul tersebut segera diperbaiki, siap dalam sepekan, dan seharusnya dapat dilaksanakan secara permanen sehingga banjir tidak terjadi lagi di Aceh Utara.
Penanganan banjir di Kabupaten Aceh Utara menjadi atensi kita agar musibah banjir ini tidak terus terjadi dan ini juga berdampak terhadap ekonomi masyarakat,” katanya, saat meninjau langsung kawasan areal persawahan di Gampong Alue Bendera, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara yang gagal panen akibat terendam banjir.
Ia menjelaskan untuk penanganan areal pertanian yang terdampak banjir tersebut, Pemerintah Aceh memberikan bantuan benih sebanyak 82,4 ton untuk 3.297 hektare dan bantuan asuransi seluas 314 hektare.
Guna mengatasi dampak gagal panen yang terjadi akibat banjir, pihaknya akan melakukan normalisasi sungai di Aceh Utara salah satunya sungai Kretoe dan fungsionalnya Waduk Kretoe.Bendungan Kretoe akan rampung pada akhir 2023 dan apabila rampung, pengairan sawah mudah dan saat intensitas hujan tinggi tidak terjadi lagi banjir.
“Saya juga berharap dukungan dari seluruh komponen masyarakat agar Bendungan Kretoe dapat tuntas tepat waktu sehingga banjir tidak terjadi lagi di Aceh Utara,” katanya.
Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh Cut Huzaimah menyebutkan luas areal persawahan yang terdampak Banjir di Aceh Utara seluas 6.776 hektare yang tersebar dalam 18 kecamatan dalam kabupaten setempat.