Suma.id: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar mencatat ada 3.285 balita di kabupaten tersebut yang mengalami stunting sejak tiga tahun terakhir. Jumlah tersebut berdasarkan data aplikasi e-PPGBM per Kamis, 7 Oktober pukul 10.08 WIB.
Kepala Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Marhami, mengatakan 3.285 kasus tersebut masing-masing 537 kasus pada 2019, 1.537 kasus pada 2020 dan 1.211 kasus pada 2021 per 7 Oktober.
“Tahun 2021 bisa saja bertambah karena ini masih Oktober,” kata Marhami, Jumat, 8 Oktober 2021.
Dia menjelaskan peningkatan angka dari tahun ke tahun tak terlepas dari penerapan e-PPGBM yang semakin maksimal. Hal tersebut juga berkat usaha dari petugas puskesmas di Kabupaten Aceh Besar dalam menginput data setiap saat.
“Mungkin di data sebelumnya kita belum terkover semua datanya. Karena permasalahan gizi ini ibarat fenomena gunung es dia, yang timbul ke permukaan cuma sedikit, sementara hasil dari sistem pengolaan data memang sudah berjalan, tapi belum maksimal,” jelasnya.
Marhami berharap puskesmas di Aceh Besar agar disiplin dalam menginput data, khususnya terkait stunting. Setiap melakukan monitoring pada kegiatan posyandu, maka data harus dipastikan telah terinput.
“Karena semakin banyak dia input data dan semua sasaran di dalam wilayah kerja muncul lah data yang sebenarnya,” ungkapnya.
Dalam menekan jumlah angka stunting, katanya, Dinkes Aceh Besar terus melakukan advokasi dengan lintas terkait melalui rembuk stunting dan melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM), seperti petugas atau kader posyandu.
“Kemudian juga upaya perbaikan gizi untuk ibu hamil dan balita yang dimulai dari 1.000 HPK dengan pemberian PMT-pemulihan,” ujar Marhami. (MEDCOM)