Suma.id : Konflik antara manusia dan gajah di kawasan sekitar Taman Nasional Waykambas (TNWK), Lampung Timur telah berulang kali terjadi. Salah satu penyebabnya diduga akibat penyempitan habitat gajah dan memaksa mereka untuk mencari makan hingga ke permukiman warga.Cerita mengenai Konflik antara Gajah Liar dan warga Desa Laburan Ratu ini dirangkum dalam film dokumenter berjudul “Bersahabat dengan Gajah” yang tayang dalam program Melihat Indonesia, di Metro TV pada Minggu, 6 Juni 2021 pukul 08.30 WIB.
Desa Labuan Ratu, yang merupakan kawasan penyagga hutan Taman Nasional Waykambas menjadi salah satu daerah yang kerap di datangi oleh kawanan gajah. Tak ayal kebun-kebun warga pun terkadang rusak akibat menjadi jalur lintas para gajah.
“Dari dulu sudah ada konflik antara manusia dengan gajah liar. Kita bisa menyebut itu konflik Ketika ada gajah yang sudah mulai masuk ke pemukiman dan ladang milik warga,” ujar Sakipul Mustopa yang merupakan Tim Elephant Respond Unit (ERU) TNWK.
Warga yang awalnya takut dengan kawanan gajah kini justru merasa geram. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mengusir kawanan gajah. Namun, terkadang cara yang digunakan justru dapat membuat hewan tersebut terluka.
Karli, salah satu warga menuturkan tindakanya itu dilakukan demi menjaga lahan pertanian yang menjadi penopang hidup mereka.
“Kami berani melawan gajah dengan modal nekad untuk membela tanaman kami. Bukan karena kami ingin melawan, tapi memang harus jaga tanaman kami,” ujarnya.
Gajah Sumatra merupakan salah satu satwa yang terancam punah. Data terakhir mengenai populasi gajah tahun 2017 mengatakan bahwa populasi gajah sumatera sekarang sudah kurang dari 1.000 ekor. Konflik yang terjadi antara manusia dan gajah di kawasan-kawasan perbatasan hanyalah semata-mata untuk bertahan hidup. Namun, populasi gajah yang kian menurun membuat banyak pihak prihatin dan mencoba untuk mendamaikan gajah dan manusia.