Suma.id: Kepolisian Resort (Polres) Merangin menangkap 11 orang tersangka penambang emas tanpa izin (ilegal) di Desa Nalo Gedang, Kecamatan Nalotantan, Kebupaten Merangin, Jambi. Dua alat berat ekskavator juga disita.
AKBP Irwan Andy Purnamawan mengatakan pihaknya menangkap para penambang ‘liar’ itu saat sedang bekerja di hutan. Mereka pun menyita dua unit alat berat merk Liu Gong dengan nomor 115 dan 999.
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan sembilan orang menjadi tersangka pelaku pertambangan tanpa izin (PETI). Dua lainnya hanya menjadi saksi karena tidak terbukti terlibat dalam aksi tambang ilegal tersebut.
Kesembilan orang tersebut berinisial HE, PA, SP, MY, TH, ZA, FI, IS, dan ESP. Peran mereka berbagai macam, mulai dari koordinator lapangan, penambang emas, hingga operator ekskavator.
Kronologi penangkapan kasus tambang ilegal ini berawal dari anggota Satreskrim Polres Merangin yang mendapat informasi bahwa Di Desa Nalo terdapat kegiatan penambangan emas tanpa izin dengan menggunakan dua unit ekskavator berwarna kuning. Informasi tersebut didapat pada Selasa, 1 Juni 2021, pukul 09.00 WIB.
Kemudian, pada Pukul 15.00 WIB, anggota kepolisian Polres Merangin yang dipimpin Kabag Ops Polres Merangin berangkat menuju tempat kejadian perkara (TKP) Desa Nalo. Setelah sampai di lokasi, petugas kepolisian menangkap beberapa orang yang berada di lokasi atau pondok yang menyimpan dua unit ekskavator.
“Di sekitar lokasi tersebut juga terdapat lubang-lubang yang diduga digunakan untuk melakukan kegiatan penambangan emas tanpa izin,” kata AKBP Irwan Andy Purnamawan.
Para pelaku dikenakan pasal 158 UU RI Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp10 miliar. (Med)