Suma.id: Doa dan harapan Surya Paloh untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas lewat Sekolah Sukma Bangsa semakin terwujud. Hal itu tampak dari 30 siswa-siswa lulusan Sekolah Sukma Bangsa angkatan 14-2022 yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lewat jalur undangan tanpa tes.
Rinciannya, Sekolah Sukma Bangsa Pidie 9 orang, Sekolah Sukma Bangsa Bireuen 4 orang dan Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe 17 siswa.
Sesuai data diperoleh Media Indonesia, Minggu, 11 Juni, dari Sekolah SMA Sukma Pidie, masing-masing Syifa Azka (Kedokteran Universitas Syiah Kualala/USK) Banda Aceh, Mukibatul Husna (Kimia USK), Cut Sari Ramadhani (Biologi USK).
Lalu M Zakkyrul Alfarezzy (Hukum USK), Aisyah (Hukum Unimal) Lhokseumawe, M Hafidz Al Bariq (Ekonomi USK), Danish Ara Muchtar ( Pendidikan Bahasa Korea UPI) Bandung, Dian Barazika (Ekonomi Pembangunan USK), dan Yaisy Acsun Awdovi (Ekonomi Pembangunan USK).
Kemudian, dari 17 siswa SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe yang meraih tiket undangan itu, antara lain adalah 1 orang Fakultas Kedokteran USK, 2 Fakultas Kedokteran Unimal, 1 Ekonomi Pembangunan IPB, 1 Teknik Pertambangan USK, 1 Teknik Kimia USK, 1 Tekni Sipil Unimal, Teknik Industri Unimal dan 1 Ilmu Hukum Sunan Kalijaga UIN Yogyakarta.
Adapun 4 siswa cerdas yang lahir dari rahim SMA Sukma Bangsa Bireuen lulus SNMPTN kali ini masing-masing yaitu 1 Orang Mipa Fisika UNY Yogyakarta, 1 orang Ilmu Statistik USK, 1 Tekni Industri Unimal dan 1 lagi Ekonomi Akutansi USK.
“Kami bangga dengan prestasi adik-adik sekarang. Ini awal dari perjuangan kita. Berenang lah tengan tangguh di dunia kampus nanti. Kita dididik siap tampil tanpa mencontereng pada orang lain” ucap Ghina Zuhaira, Mahasiswa Kedokteran USK, alumni Sekolah Sukma Bansa Pidie, yang berhasil meraih undangan tahun lalu.
Surya Paloh beberapa waktu lalu kepada Media Indonesia, mengatakan bersyukur atas prestasi anak didik lembaga pendidikan yang lahir dari bantuan donatur pasca tsunami Aceh 26 Desember 2004 itu. Sebagai Sekolah swasta yang berdiri berkat kerja sama Media Group dan Pemerintah setempat, Sukma Bangsa ingin mencerdaskan bangsa yang bermoral dan berkarakter mulia.
“Kepada anakku, kalian selesai sebagai wisudawan, tapi itu awal mula. Sebagai orang tua saya bilang itu awal mula. Di masyarakat nanti baru start awal,” kata Surya Paloh.
Pada bagian lain, Dosen Hukum Universitas Syiah Kuala, Aceh, yang juga Staf Khusus Kementerian ATR/BPN, M Adli Abdullah, mengatakan sebagai sekolah yang baru berusia sekitar 14 tahun, kehadiran Yayasan Sukma tergolong sangat membantu dunia pendidikan nasional khususnya Aceh.
Bukan saja keberhasilan di bidang akademik, tapi jauh lebih mampu melahirkan generasi yang bermoral dan berkarakter mulia.
“Sukma tampil unik dengan slogan berani jujur, berani beda” tutur Adli Abdullah.
Adil juga mengapresiasi Sekolah Sukma yang tidak pernah mengurangi kesejahteraan guru atau karyawan walau terkepung badai covid-19. Untuk menutupi kebutuhan operasional Sekolah dan membiayai hak dewan guru atau karyawan lainnya, Surya Paloh siap menanggung uang pribadinya hingga sekitar Rp3 miliar setiap bulan.
“Selalu keinginannya anak-anak negeri ingin mampu bersaing dan lebih maju ke depan. Rela bertahun-bertahun menutupi kebutuhan operasional Sekolah. Beliau tidak pernah menyerah dan tidak ingin diketahui apalagi mengundang pujian. Pak Surya Paloh terbuai dengan niat mencerdaskan anak negeri. Semoga menjadi amal Saleh” jelas Adli Abdullah. (MI)