SUMA.ID – Film berbasis kecerdasan buatan (AI) pertama berjudul The Sweet Idleness resmi merilis trailer perdananya. Disutradarai oleh teknologi AI dari label baru bernama FellinAI dan diproduseri oleh Andrea Iervolino dari Italia, film ini dijadwalkan tayang pada Februari 2026. Film ini menandai langkah revolusioner dalam dunia perfilman dengan pendekatan produksi yang menggabungkan kreativitas manusia dan teknologi AI.
Sinopsis The Sweet Idleness
Film The Sweet Idleness mengisahkan dunia futuristik di mana hanya 1% manusia yang masih bekerja, menjadikan pekerjaan sebagai ritual simbolis. Sementara itu, mayoritas penduduk hidup dalam kebebasan dan waktu luang yang didukung oleh mesin. Berlatar di antara pabrik megah, badut mekanis, dan prosesi sureal, film ini menyoroti “pekerja terakhir” sebagai simbol perlawanan manusia terhadap perubahan makna tenaga kerja.
Peran Baru: Human-on-the-Loop
Andrea Iervolino memperkenalkan konsep baru bernama Human-on-the-Loop, di mana ia bertindak sebagai pengawas manusia yang memandu proses kreatif dan produksi film AI. Pendekatan ini memastikan konsistensi artistik sekaligus memanfaatkan kemampuan AI. Kolaborasi ini juga melibatkan Andrea Biglione, sutradara film Italia ternama seperti Almeno tu nell’universo dan Diario di un maniaco perbene. Biglione menyebut pendekatan ini sebagai “jembatan antara algoritma dan kepekaan manusia.”
Aktor Digital dari Actor+
Pemeran dalam The Sweet Idleness dihadirkan oleh Actor+, agensi internal dari The Andrea Iervolino Company. Agensi ini menggabungkan wajah, fisik, dan kepribadian aktor manusia untuk menciptakan karakter digital yang realistis. Aktor digital ini tidak hanya tampil di layar, tetapi juga memiliki “kehidupan” di luar film melalui media sosial, interaksi, dan konten personal. Konsep ini disebut sebagai Eksistensi Manusia Digital, yang mengintegrasikan kehadiran digital dengan dunia nyata.
Visi Masa Depan Perfilman
Menurut Iervolino, The Sweet Idleness adalah langkah awal menuju era baru dalam perfilman. “Kami menggabungkan kepekaan manusia dengan kreativitas AI untuk menciptakan cerita yang belum pernah ada sebelumnya,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa FellinAI adalah “sutradara yang tak pernah tidur,” sementara Actor+ menghidupkan aktor digital di luar layar. Meski demikian, Iervolino menegaskan bahwa pendekatan ini bukan untuk menggantikan sinema tradisional, melainkan menawarkan alternatif baru dalam berkarya.
Kontroversi Aktor AI
Kemunculan film ini bertepatan dengan kontroversi seputar aktor AI, seperti Tilly Norwood, yang diciptakan oleh Eline Van der Velden. Kehadiran aktor AI memicu reaksi keras dari komunitas perfilman, termasuk dari aktris Emily Blunt dan serikat pekerja SAG-AFTRA. Dalam pernyataan pada 30 September 2025, SAG-AFTRA menegaskan bahwa kreativitas harus berpusat pada manusia dan menentang penggantian aktor manusia dengan karakter buatan.
SAG-AFTRA menyatakan, “Tilly Norwood bukan aktor, melainkan karakter komputer yang dilatih dari karya seniman tanpa izin atau kompensasi. Karakter ini tidak memiliki emosi atau pengalaman hidup, dan penonton tidak tertarik pada konten tanpa hubungan dengan pengalaman manusia.”
Menuju Sinema yang Lebih Inovatif
The Sweet Idleness menawarkan pandangan baru tentang bagaimana teknologi AI dapat diintegrasikan dalam perfilman tanpa menghilangkan esensi kemanusiaan. Dengan pendekatan inovatif ini, film ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga cerminan masa depan industri kreatif yang terus berkembang.
Baca Juga:











