Suma.id: Luiz Inacio Lula da Silva terpilih menjadi Presiden Brasil setelah menang tipis dari rivalnya, petahana Jair Bolsonaro.
Mantan Presiden sayap kiri, yang dikenal luas sebagai “Lula,” telah memperoleh 50,83 persen suara, dengan lebih dari 98 persen suara dihitung dalam pemilihan putaran kedua yang diperebutkan dengan sengit pada Minggu, 30 Oktober 2022.
Pemilihan kali ini adalah perlombaan yang ketat, dengan petahana Jair Bolsonaro ditolak untuk masa jabatan kedua karena ia mengumpulkan 49,17 persen suara.Kedua kandidat sebelumnya saling berhadapan dalam putaran pertama pemungutan suara pada 2 Oktober, tetapi tidak ada yang memperoleh lebih dari setengah suara.
Hal tersebut memaksa pemilihan putaran kedua kemarin, yang telah menjadi referendum tentang dua visi yang sangat berbeda untuk Brasil.
Lebih dari 156 juta orang berhak memilih dalam pemilihan tahun ini. Para kandidat sendiri memberikan suara pada Minggu pagi, dengan Lula memberikan suara di sebuah sekolah umum di Area metro Sao Paulo dan Bolsonaro memberikan suaranya di Rio de Janeiro pada Minggu pagi, 30 Oktober 2022.
Mengenakan T-shirt kuning dan hijau, warna bendera Brasil, Bolsonaro berkata, “Dengan izin Tuhan, kita akan menang hari ini. Atau lebih baik lagi, Brasil akan menang.”
Dilansir dari CNN, Senin, 31 Oktober 2022, ia mengatakannya saat memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di Marechal, distrik kota Hermes.
Pendukung Lula da Silva memadati Sao Paulo Avenida Paulista pada Minggu malam setelah pemungutan suara ditutup. Suasana meriah bahkan sebelum hasil diumumkan, dengan pedagang kaki lima yang menjual bir dan makanan.
Pemilihan itu terjadi di tengah iklim politik yang tegang dan terpolarisasi di Brasil. Negara ini saat ini sedang berjuang dengan inflasi yang tinggi, pertumbuhan yang terbatas dan kemiskinan yang meningkat.
Kedua kandidat menggunakan pemilihan ini untuk saling menyerang di setiap kesempatan, dan meningkatnya kemarahan telah membayangi jajak pendapat dan bentrokan di antara pendukung mereka membuat banyak pemilih merasa takut dengan apa yang akan terjadi.
Para pemilih di Sao Paulo mengatakan kepada CNN bahwa mereka ingin mengakhiri musim pemilu ini sesegera mungkin sehingga negara dapat terus maju.
Meskipun tidak ada laporan kekerasan politik pada hari Minggu, sekutu Lula da Silva menuduh polisi memblokir bus dan mobil yang membawa pemilih Lula untuk pergi ke tempat pemungutan suara. Namun, Pengadilan Tinggi Pemilihan (TSE), yang menyelenggarakan pemilihan umum Brasil, mengatakan tidak ada yang dicegah untuk memberikan suara dan menolak untuk memperpanjang jam pemungutan suara.