Bandar Lampung, 8 Agustus 2025 (suma.id) – Provinsi Lampung dan Jawa Timur menjalin kerja sama ekonomi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp676 miliar. Kesepakatan ini ditandatangani dalam forum dagang dan investasi yang berlangsung di Swiss-Belhotel, Bandar Lampung, pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Forum Dagang: Membangun Jejaring Bisnis
Acara ini mempertemukan pelaku usaha dari kedua provinsi untuk memperluas jaringan bisnis dan pasar. Komoditas unggulan seperti kopi, rajungan, rokok, gula merah, bibit ayam petelur, ternak sapi, rempah jahe, arang batok kelapa, dan gula cair menjadi fokus utama dalam kerja sama ini.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyoroti pentingnya kolaborasi antarprovinsi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia menyebut kerja sama dengan Jawa Timur sangat strategis, terutama untuk mengembangkan sektor pertanian dan industri pengolahan berbasis komoditas lokal.
“Lampung kaya akan hasil pertanian, tetapi masih banyak yang diekspor dalam bentuk bahan mentah. Jawa Timur dapat menjadi mitra kunci untuk membangun industri pengolahan di Lampung,” ujar Rahmat. Ia juga menekankan posisi strategis Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera, yang mendukung rantai pasok nasional, khususnya ke wilayah timur Indonesia.
Rahmat menambahkan bahwa Lampung siap memfasilitasi investasi di sektor hilir, termasuk pembangunan pabrik pengolahan oleh pelaku usaha dari Jawa Timur. “Kami terbuka untuk mendukung investasi yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditas lokal,” katanya.
Kontribusi Jawa Timur dalam Ekosistem Perdagangan
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebut forum ini sebagai langkah nyata untuk menciptakan ekosistem perdagangan yang saling menguntungkan. Lebih dari 30% transaksi dalam kerja sama ini berasal dari sektor pertanian. Salah satu hasil penting adalah rencana pembangunan pabrik gula merah di Lampung oleh pengusaha Jawa Timur, yang ditargetkan beroperasi penuh pada 2026.
Khofifah juga menyoroti peran Jawa Timur sebagai pusat logistik nasional, dengan 21 dari 32 jalur tol laut berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Hal ini memperkuat distribusi komoditas dari Lampung dan daerah lain ke berbagai wilayah di Indonesia.
Komoditas Unggulan dan Peluang Ekspor
Kopi green bean dari Lampung menjadi salah satu komoditas yang rutin dibeli oleh pelaku usaha Jawa Timur. Sebaliknya, kopi robusta dari Jawa Timur banyak dipasarkan di Lampung. “Ini menunjukkan bahwa kedua provinsi memiliki keunggulan komplementer yang dapat saling memperkuat,” ungkap Khofifah.
Selain itu, teknologi pengolahan arang kelapa cair dari Lampung menarik perhatian investor asing, termasuk dari Hong Kong, untuk kerja sama ekspor. “Kualitas produk ini sangat kompetitif. Saya bahkan merekomendasikannya langsung kepada pelaku usaha internasional,” tambah Khofifah.
Kolaborasi Digital dan Keberlanjutan Bisnis
Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi digital untuk mendukung ekonomi modern, namun ia juga menggarisbawahi nilai pertemuan tatap muka seperti forum dagang ini. “Keberlanjutan bisnis tidak hanya soal transaksi jangka pendek, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan nilai tambah jangka panjang,” ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional melalui sinergi antarprovinsi. Dengan potensi komoditas unggulan dan dukungan infrastruktur logistik, Lampung dan Jawa Timur optimistis dapat menciptakan dampak ekonomi yang signifikan.















