Suma.id: Terjangan air bah Sungai Parsariran, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, menelan korban jiwa dua santriwati. Basarnas Medan, Sumatra Utara, sudah menghentikan operasi pencarian seorang santriwati di Sungai Parsariran.
“Korban ditemukan pada Minggu, 5 Maret sekitar pukul 16.01 WIB dalam keadaan meninggal dunia,” ungkapnya, Senin, 6 Maret 2023.
Operasi dihentikan setelah korban berhasil ditemukan pada hari ketiga pencarian. Dengan demikian, jumlah santriwati yang tewas akibat terjangan air bah di Sungai Parsariran sebanyak dua orang.
Satu lagi jenazah korban tewas sudah ditemukan pada hari kejadian. Pada Jumat, 3 Maret, sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyak enam santriwati dari Pondok Pesantren Ahmad Basyir sedang beraktivitas di tepi Sungai Parsariran.
Nahas, saat beraktivitas, terjangan air bah mendadak datang dan menyeret mereka. Dalam kejadian itu, empat dapat diselamatkan, satu ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan lagi belum ditemukan.
Kejadian tersebut kemudiam dilaporkan ke Unit Siaga SAR Madina untuk dilakukan pencarian terhadap santri yang hilang. Hingga pada hari ketiga pencarian, tim pencari yang melibatkan Rescuer Unit Siaga SAR Madina, Rescuer Pos SAR Sibolga, Polres Tapanuli Selatan, Koramil Batang Toru, BPBD Tapsel, pemerintah setempat, dan warga sekitar berhasil menemukan korban.
Korban ditemukan setelah mereka membagi tim menjadi empat kelompok. Kelompok pertama melakukan pencarian menggunakan perahu LCR milik Unit Siaga SAR Madina (Basarnas Madina). Kelompok kedua melakukan pencarian dengan menggunakan perahu rafting milik Unit Siaga SAR Madina.
Kelompok ketiga mencari dengan menggunakan perahu tradisional nelayan dan kelompok keempat melakukan pencarian dengan scouting darat di sekitar bibir sungai. Akhirnya tim pencari dapat menemukan korban di wilayah Desa Bandar Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan. (MED)











