Manila (Lampost.co)–Putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos menang telak dalam pemilihan presiden, Selasa, 10 Mei 2022, saat warga negara Asia Tenggara itu mengabaikan peringatan kemenangan itu akan mengancam demokrasi di negara itu.
Dengan lebih dari 90% suara telah dihitung, Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Junior sukses meraih hampir 30 juta suara, lebih dari dua kali lipat suara yang diraih pesaing terdekatnya, kandidat liberal Leni Robredo.
Kemenangan ini merupakan pembalikan peruntungan bagi klan Marcos, yang terguusur dari kancah politik Filipina dan kini kembali ke istana presiden setelah setengah abad.
Pada 1986, Ferdinand Marcos dan istrinya Imelda Marcos terpaksa melarikan diri dari Filipina setelah digulingkan oleh revolusi ‘People Power’.
Kampanye Marcos junior berisi kampanye daring yang berusaha mengaburkan masa lalu keluarganya yang brutal dan korup serta merangkul para pendukung Rodrigo Duterte, yang namanya tetap populer di Filipina.
Aktivis HAM, pemimpin gereka Katolik, dan pengamat politik telah memperingatkan warga Filipina bahwa Marcos Jr akan bisa memimpin dengan tangan besi seandainya dia menang telak dalam pemilu.
Dalam pidato kemenangannya, Senin (9/5) tengah malam, Marcos Jr, dari markasnya di Manila, mengucapkan terima kasih kepada para relawan yang telah bekerja keras dan berkorban.
Namun, dia belum mengklaim kemenangan dan mengatakan proses penghitungan suara belum selesai.
“Mari kita tunggu hingga semuanya jelas, hingga penghitungan suara mencapai 100%. Setelah itu kita bisa merayakannya,” ujar Marcos Jr.