Suma.id: Meski ada ancaman resesi global di 2023, perekonomian Kota Batam ditargetkan tumbuh 6% secara tahunan atau year on year (yoy) di tahun depan. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding 2021 yang tercatat sebesar 4,75%.
Badan Pengusahaan (BP) Batam selaku pemegang otoritas terkait investasi di wilayah tersebut berupaya menarik investasi, baik dari luar negeri maupun dalam negeri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Kita tetap optimistis, kalau kemarin di 2021 itu 4,75%, kami mengharapkan tahun ini bisa 6% pertumbuhan ekonominya, dan di 2023 juga harapanya stabil di 6%,” kata Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait di Jakarta, Senin, 7 November 2022.
Tahun depan, BP Batam akan mempriortitaskan pembangunan, seperti perbaikan infrastruktur, fasilitas, mengembangkan proyek industri manufaktur dan sebagainya.
“Dengan hal itu kami percaya akan lebih meningkatkan roda perekonomian karena adanya pengembangan pembangunan,” ujarnya.
Salah satu contoh pembangunan infrastruktur yang tengah dikembangkan ialah akan dibangun jalan dari bandara Hang Nadim di Batu Besar, Nongsa, Batam ke arah Nagoya dengan lima lajur.
Saat ini, pembangunan Terminal 2 Bandara Hang Nadim sudah dilakukan. Target pembangunan diselesaikan pada di 2025 bersamaan dengan selesainya renovasi Terminal 1
“Bandara itu tengah dikembangkan dan diharapkan di 2025 terminal 2 sudah selesai jadi kita bisa eksis jalan itu lebih besar lagi,” ujarnya.
Untuk realisasi investasi di Batam hingga semester I 2022 sebesar Rp6,17 triliun, dengan rincian penanaman modal asing (PMA) sebanyak Rp5,11 triliun dan Rp1,05 triliun dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Adapun lima negara utama penyumbang investasi di Batam, yang pertama ada Singapura dengan US$257 juta, Jerman dengan US$40 juta, Taiwan sebesar US$21 juta, Prancis Senilai US$8 juta dan Jepang sebanyak US$3 juta.