Erzaldi Rosman Djohan, mantan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2017-2022, mengajak masyarakat setempat untuk aktif dalam budi daya ikan kerapu. Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi komoditas unggulan di kawasan Asia Tenggara.
“Permintaan ikan kerapu dari luar negeri, seperti Hongkong, sangat besar. Namun, pasokan masih terbatas. Oleh karena itu, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan peluang ini dengan mengembangkan budi daya ikan kerapu dan merasakan manfaat ekonominya,” ujar Erzaldi saat berada di Bangka Belitung, Kamis (12/9).
Budi daya ikan kerapu dinilai cukup mudah dilakukan, terutama dengan metode keramba jaring apung (KJA). Pertumbuhan ikan ini tergolong cepat, yakni hanya memerlukan waktu sekitar lima hingga delapan bulan untuk mencapai ukuran yang siap panen.
Namun, tantangan utama dalam usaha ini adalah ketersediaan bibit ikan. Saat ini, bibit kerapu masih harus didatangkan dari luar Pulau Sumatra, seperti Bali dan Jawa, dengan ukuran yang relatif kecil, sekitar 3 cm. Bibit ini belum siap untuk langsung ditempatkan di keramba apung.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Erzaldi berencana mendorong pembangunan Rumah Benih atau pusat produksi bibit ikan kerapu di wilayah Bangka Belitung. Dengan adanya fasilitas ini, masyarakat tidak perlu lagi mengimpor bibit dari daerah lain.
“Jika saya diberi kesempatan kembali memimpin Babel, insya Allah kami akan menyediakan rumah pembenihan ikan kerapu. Kami juga akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk mewujudkan inovasi yang dapat mendukung para pembudidaya ikan di daerah ini,” pungkas Erzaldi.