Suma.id: Pelbagai peninggalan sejarah dan khasanah budaya setiap daerah menjadi bukti peradaban manusia. Tanpa ada yang melestarikan, mustahil generasi saat ini bisa belajar dari sejarah.
Nah, salah satu pahlawan dalam menjaga peninggalan bersejarah ini adalah Tarmizi Abdul Hamid atau dikenal dengan sebutan Cek Midi. Secara telaten, Cek Midi terus merawat manuskrip kuno Aceh. Pekerjaan yang luput dari perhatian masyarakat.
Cek Midi adalah kolektor manuskrip kuno yang rela mengorbankan pikiran, waktu, bahkan dana pribadi dalam usahanya menyelamatkan harta warisan sejarah leluhur Aceh.
“Ini tanggung jawab kita sebagai orang Aceh. Harus tetap semangat melestarikan manuskrip Aceh,” tutur Cek Midi dalam tayangan Newsline Metro TV pada Senin, 5 Juli 2021.
Kepedulian pria yang sebelumnya berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) ini berangkat dari keprihatinan bahwa negara lain yang bukan sejarah mereka, tetapi justru merawat sejarah Aceh dengan baik.
“Saya mencoba kegiatan mengumpulkan manuskrip ini dari 1995. Ini adalah warisan yang sangat berharga,” kata Cek Midi.
Berbagai kendala sempat menghantam usahanya dalam menyelamatkan manuskrip kuno. Salah satunya tsunami yang mengguncang Aceh dan melenyapkan ratusan naskah di kediamannya pada 2004 silam.
“Ada 115 naskah yang berada di rumah sebelum tsunami Aceh. Kemudian, semuanya tersapu. Semua ditelan bencana,” kata Cek Midi.
Hingga kini, terdapat 590 manuskrip kuno dengan beragam kisah. Manuskrip itu ia simpan dengan apik di Rumoh Manuskrip Aceh, Gampong Ie Masen Kayee Adang, Kota Banda Aceh.
“Sekarang kita bekerja sama dengan negara-negara luar, menerjemahkan ke dalam bahasa Melayu. Ini juga untuk anak-anak generasi sekarang,” kata Cek Midi. (Med)