SUMA.ID– TikTok berencana memangkas sekitar 500 karyawan di Malaysia, terutama di divisi moderasi konten. Meskipun laporan awal menyebutkan angka 700 karyawan, TikTok mengonfirmasi jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) sedikit lebih rendah dari perkiraan tersebut.
Berdasarkan informasi dari Reuters, PHK ini merupakan bagian dari strategi TikTok untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam proses moderasi konten di platformnya. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional secara global.
“Perubahan ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan sistem moderasi konten kami di seluruh dunia,” ujar perwakilan TikTok.
Rencana PHK berikutnya dijadwalkan pada bulan depan sebagai bagian dari konsolidasi operasi regional. ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengalokasikan investasi sebesar USD 2 miliar pada 2025 untuk memperkuat keamanan platform dan meningkatkan kepercayaan pengguna.
Sumber internal mengungkapkan bahwa karyawan yang terdampak telah menerima pemberitahuan melalui email.
Selain faktor efisiensi AI, PHK ini juga dipengaruhi oleh tekanan regulasi di Malaysia. Sejak Januari 2024, pemerintah Malaysia mewajibkan platform media sosial seperti TikTok untuk mengantongi izin operasi resmi. Kebijakan ini merupakan respons terhadap lonjakan konten berbahaya di internet sepanjang 2024, yang mendorong pengawasan lebih ketat terhadap platform digital.
Mengapa TikTok Mengandalkan AI untuk Moderasi Konten?
Penggunaan AI dalam moderasi konten memungkinkan TikTok untuk mendeteksi dan menangani konten berbahaya dengan lebih cepat dan efisien. Meski demikian, langkah ini menuai pro dan kontra, terutama terkait dampaknya terhadap tenaga kerja manusia.
Dampak Kebijakan Regulasi Malaysia
Kebijakan baru pemerintah Malaysia menekankan pentingnya platform digital dalam memerangi konten negatif. Dengan meningkatnya jumlah konten berbahaya, seperti ujaran kebencian dan informasi palsu, pengawasan ketat menjadi keharusan untuk menjaga keamanan pengguna.
TikTok terus berupaya menyeimbangkan kepatuhan terhadap regulasi lokal sambil mempertahankan pengalaman pengguna yang aman dan positif di platformnya.