Suma.id: Jerawat pada bayi merupakan kondisi yang umum. Hal itu biasanya muncul berupa ruam merah dengan sekitarnya mengalami peradangan ringan.
Jerawat bayi biasanya muncul pada bayi berusia 4 sampai 6 minggu atau beberapa hari setelah lahir. Namun, kondisinya hanya muncul selama beberapa hari atau minggu dan akan menghilang dengan sendirinya. Namun juga bisa munculkan hingga hitungan bulan.
Jerawat akan muncul di bagian pipi, dahi, dagu, atau punggung. Jerawat pada bayi pun ada dua jenis, yakni jerawat neonatal atau neonatus dan jerawat infantil.
BACA JUGA: Mitos Merawat Kulit Bayi, Begini Faktanya
“Jerawat neonatus sebagian besar muncul di wajah, tetapi bisa muncul pula di kulit kepala hingga dada dan punggung,” kata Dr. Eichenfield, Kepala dermatologi anak dan remaja di Rady Children’s Hospital-San Diego, dilansir dari Parents.
Sementara jerawat infantil lebih terlihat seperti jerawat biasa. Dr. Eichenfield menyebut jerawat jenis itu bisa tertutup atau terbuka, komedo putih atau komedo, dan mulai dari ringan hingga parah.
BACA JUGA: Terkesan Sepele, Ini 5 Efek Tak Mengganti Kaus Kaki
Penyebab Jerawat Bayi
Dr. Kevin Adrian dalam Alodokter menjelaskan ada tiga alasan adanya jerawat pada bayi, yaitu:
Pengaruh hormon
Hormon dari ibu dapat masuk ke dalam plasenta pada masa kehamilan di minggu-minggu terakhir. Hal itu merangsang kelenjar minyak pada kulit bayi sehingga dapat menimbulkan jerawat bayi.
Pada kasus tertentu, hormon androgen juga bisa menyebabkan jerawat bayi. Hormon itu lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dan di atas usia 3 bulan.
BACA JUGA: 6 Herbal yang Bisa Kurangi Risiko Kanker
Kulit bayi sensitif
Kulit bayi yang sangat halus, tipis, dan sensitif dapat mudah mengalami iritasi bila terpapar zat atau benda tertentu.
Benda yang biasanya dapat mempengaruhi kulit bayi, seperti ASI atau susu formula, sabun mandi yang mengandung deterjen, serta kain berbahan kasar atau yang dicuci dengan deterjen biasa.
Pertumbuhan bakteri di kulit
Kulit memiliki bakteri normal yang disebut flora normal kulit. Saat kulit terlalu berminyak atau terjadi sumbatan pada pori-pori kulit, membuat bakteri itu tumbuh subur dan menimbulkan jerawat.
Cara Mencegah
Ketiga hal tersebut tentunya harus dicegah agar bayi tidak mengalami jerawat. Dr. Kevin memberikan cara mencegahnya, antara lain:
Menjaga kebersihan kulit
Bersihkan wajah anak secara perlahan dengan air hangat saat memandikan. Lalu keringkan dengan handuk bersih.
Perlu juga untuk menghindari menggosok wajah dengan keras-keras. Sebab, bisa membuat kulit bayi menjadi luka dan iritasi. Pemilihan sabun juga perlu menjadi perhatian untuk menjaga kulit.
Tidak pencet jerawat bayi
Jerawat pada Si Kecil tidak boleh dipencet karena bisa membuat bakteri masuk ke dalam kulit Si Kecil sehingga memperparah kondisi jerawatnya.
Jangan pakai losion wajah
Jangan pula mengoleskan sembarang losion pada kulit bayi. Hal tersebut akan membuat kulit bayi kering dan memperparah jerawatnya.
Untuk mengatasi kulit kering pada bayi, ibu bisa mengoleskan pelembap bayi dengan kandungan bebas minyak atau berlabel nonkomedogenik (tidak menyumbat pori-pori).
Oles krim atau salep sesuai resep dokter
Jika jerawat kulit bayi muncul cukup banyak, besar, atau tampak membengkak dan bernanah, maka perlu obat oles atau salep. Untuk menentukan jenis obat jerawat yang cocok dan aman, ibu perlu dapat berkonsultasi ke dokter kulit.