Suma.id: Sebuah pesawat tempur Israel melakukan penyerangan ke sebuah kamp pelatihan Palestina di Jalur Gaza. Serangan ini merupakan tanggapan atas peluncuran balon berisi bahan bakar dari wilayah Gaza.
Serangan udara ini langsung merusak gencatan senjata yang rapuh disepakati untuk mengakhiri 11 hari konflik, bulan lalu.
Militer Israel mengatakan pesawatnya menyerang kompleks bersenjata Hamas di Jalur Gaza pada Rabu 16 Juni 2021 dini hari waktu setempat.
Dikatakan balon pembakar yang diluncurkan dari Gaza telah menyebabkan sekitar 20 kebakaran di lapangan terbuka di komunitas dekat perbatasan.
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan bahwa mereka “siap untuk semua skenario, termasuk pertempuran baru dalam menghadapi aksi teroris lanjutan yang berasal dari Gaza”.
Sebuah stasiun radio Hamas mengonfirmasi sebuah pesawat Israel menyerang sebuah kamp pelatihan Palestina di Jalur Gaza pada hari Rabu.
Pawai ultranasionalis Yahudi
Sebelumnya pada hari itu, polisi Israel menembakkan peluru karet ke warga Palestina yang memprotes pawai oleh ultranasionalis Yahudi melalui lingkungan Arab di Yerusalem.
Pada satu titik, beberapa lusin pemuda dan remaja meneriakkan: “Matilah orang Arab!”. Petugas medis Palestina mengatakan, polisi Israel telah melukai lebih dari 30 orang yang memprotes parade tersebut.
Di sepanjang perbatasan di dalam Gaza, warga Palestina juga mengadakan unjuk rasa, dengan laporan yang belum dikonfirmasi bahwa seorang penembak jitu Israel menembak satu orang di bagian kaki. Meskipun tidak ada roket yang ditembakkan, gerilyawan memasang alat pembakar ke balon berisi helium yang melayang ke Israel, menyebabkan puluhan kebakaran.
Di Yerusalem, ribuan ultranasionalis Yahudi yang mengibarkan bendera biru dan putih Israel berjalan ke Kota Tua ketika kehadiran polisi yang ketat memblokir jalan untuk mencegah mereka menghadapi warga Palestina.
“Kami datang untuk mendukung Israel dan mengatakan bahwa Yerusalem adalah milik kami. Dan itu seharusnya untuk Israel dan bukan orang lain,” ujar seorang warga Israel, Amitai Cohen, seperti dikutip Guardian, Rabu 16 Juni 2021.
Beberapa anggota parlemen Israel bergabung dalam pawai ini.
Protes dan serangan udara merupakan ujian bagi pemerintah baru Israel, yang dilantik pada Minggu dan dipimpin oleh politisi sayap kanan Naftali Bennett. Tetapi koalisinya mencakup partai-partai dari seluruh spektrum ideologis, termasuk partai Arab.
Ini juga akan menjadi ujian bagi Duta Besar AS yang baru untuk Israel, mantan bankir Morgan Stanley, Thomas Nides, yang menjabat sebagai wakil menteri luar negeri di bawah mantan Presiden Barack Obama. Thomas Nides, yang dilantik pada Selasa.
Mansour Abbas, yang partai kecilnya adalah faksi Arab pertama yang bergabung dengan koalisi pemerintahan, mengatakan kepada stasiun radio lokal bahwa dia menentang “provokasi”, menambahkan bahwa “siapa pun yang telah menyaksikan dan mengikuti parade ini tahu apa tujuannya”.
Sementara itu, Yair Lapid, Menteri Luar Negeri Israel mengatakan dalam sebuah tweet bahwa para demonstran yang meneriakkan “Matilah orang Arab” adalah “aib bagi rakyat Israel”.