Suma.id: Krisis pendistribusian vaksin virus korona (covid-19) di Eropa berlanjut. Usai perusahaan Pfizer, kini giliran AstraZeneca yang mengumumkan akan adanya pemangkasan pengiriman vaksin covid-19 untuk wilayah Eropa.
Berbasis di Inggris, AstraZeneca mengatakan bahwa pemangkasan ini diakibatkan adanya masalah di bidang produksi.
AstraZeneca kini menjadi perusahaan kedua yang mengumumkan pemangkasan pengiriman vaksin covid-19. Sebelumnya, Pfizer-BioNTech telah mengeluarkan pengumuman serupa.
“Volume awal (pengiriman) akan lebih rendah dari jadwal semula karena adanya pengurangan produksi di situs manufaktur di rantai pasokan Eropa kami,” tutur AstraZeneca, yang mengembangkan vaksin covid-19 bersama University of Oxford.
Menurut keterangan seorang pejabat Uni Eropa, AstraZeneca telah menginformasikan bahwa pengurangannya berkisar 60 persen. Ini artinya, AstraZeneca kemungkinan hanya akan bisa menyalurkan 30 juta dosis vaksin covid-19 di Eropa pada kuartal pertama tahun ini.
Berbeda dengan Pfizer-BioNTech dan Moderna, vaksin AstraZeneca belum mendapat izin penggunaan darurat dari regulator UE. Izin diyakini baru akan diberikan kepada AstraZeneca pada akhir bulan ini.
Perjanjian antara AstraZeneca dan UE meliputi penyediaan sekitar 300 juta dosis vaksin covid-19.
Salah satu anggota UE, Austria, mengatakan bahwa pihaknya memprediksi hanya 600 ribu dari dua juta vaksin AstraZeneca yang akan datang tepat waktu pada akhir Maret mendatang. Sementara 1,4 juta sisanya baru akan datang satu bulan setelahnya.
“Penundaan (pengiriman) akan menjad suatu peristiwa yang tidak dapat diterima,” kata Menteri Kesehatan Austria Rudolf Anschober.
Sementara Italia dan Polandia mengancam akan mengambil langkah hukum mengenai pemangkasan pengiriman vaksin covid-19.