Suma.id: Situasi kasus covid-19 di Jerman sangat dramatis. Kanselir Jerman Angela Merke menyerukan untuk mendistribusikan suntikan vaksin booster lebih cepat dan mengimbau mereka yang skeptis terhadap vaksinasi agar berubah pikiran.
Pada Kamis, 18 November 2021, Pemerintah Jerman melaporkan, terdapat 52.826 kasus baru pada Rabu (17/11). Angkanya merupakan lompatan sepertiga dibandingkan dengan seminggu lalu dan rekor harian lainnya.
Sementara itu, sebanyak 294 orang meninggal. Sehingga total kasus kematian menjadi 98.274, saat gelombang keempat pandemi memperketat cengkeramannya di Eropa.
“Belum terlambat untuk mendapatkan suntikan vaksin pertama. Setiap orang yang divaksinasi melindungi dirinya sendiri dan orang lain. Dan jika cukup banyak orang yang divaksinasi, itu adalah jalan keluar dari pandemi,” kata Merkel di depan kongres Wali Kota Jerman.
“Gelombang keempat menghantam negara kita dengan kekuatan penuh. Jumlah infeksi baru setiap hari lebih tinggi dari sebelumnya dan jumlah kematian harian juga menakutkan,” kata Merkel.
Selain itu, hanya 68 persen orang di negara terpadat di Eropa tersebut yang divaksinasi lengkap. Persentasenya lebih rendah dari rata-rata di Eropa barat dikarenakan terdapat tradisi keraguan vaksin, sementara lima persen populasi diketahui telah mendapat suntikan vaksin.
Merkel yang memerintah dalam kapasitas sementara selama negosiasi guna membentuk pemerintahan koalisi setelah pemilihan pada September mengatakan, perlu ada upaya nasional untuk mendapatkan distribusi massal suntikan booster vaksin covid-19 yang sedang berlangsung.
Ia mengimbau, pertemuan para pemimpin federal dan regional pada Kamis. Pertemuan bertujuan untuk memperkenalkan tindakan yang akan memicu pembatasan lebih ketat berdasarkan jumlah orang tertular, yang harus pergi ke rumah sakit dalam seminggu.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, Jerman memiliki dosis yang cukup untuk kampanye booster. Sebagian karena telah menunda rencana untuk menyumbangkan vaksin ke fasilitas COVAX yang mendistribusikannya ke negara-negara miskin.
Partai Sosial Demokrat, Partau Hijau, dan Partai Demokratik Bebas, yang tengah bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan berikutnya, disebut akan mengusulkan berbagai langkah guna memerangi pandemi dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan dipilih di parlemen pada Kamis.
Mereka ingin memaksa orang yang menggunakan transportasi umum atau menghadiri tempat kerja untuk memberikan tes covid-19 negatif, atau bukti pemulihan dan vaksinasi. (Medcom)












