Suma.id: Upaya keras menurunkan angka stunting Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan membuahkan hasil.Terbukti, Sumsel masuk tiga besar sebagai provinsi dengan penurunan angka stunting 6,2 persen melebihi capaian nasional di 2022.
Pencapaian itu mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan penurunan stunting di Provinsi Sumsel signifikan dari 24,8 persen pada 2021 menjadi 18,6 di tahun 2022.
“Saya ucapkan terima kasih, terutama ke gubernur, bupati/wali kota, target ini terjadi masa pandemi bukan masa biasa. Mudah-mudahan masa pandeminya sudah terkendali, tahun ini bisa lebih baik.
Khususnya Provinsi Sumsel, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan, turunnya kepala di atas 5 persen itu saya ucapkan terimakasih,” kata Budi, Rabu, 25 Januari 2023.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan capaian Provinsi Sumsel tersebut sangat baik bahkan melebihi capaian nasional.
“Jauh di atas capaian nasional yang 2,8 persen. Tentu ada langkah-langkah terobosan yang berhasil dilakukan oleh Sumatra Selatan,” ujar Muhadjir.
Namun, lanjut Muhadjir, ada beberapa provinsi yang tidak mengalami penurunan atau bahkan kasus bertambah sehingga perlu menjadi perhatian bersama.
Ada beberapa provinsi yang justru mengalami kenaikan. Namun, bukan berarti belum ada upaya yang keras untuk menurunkan stunting.
Faktor di luar kendali manusia bisa menjadi penyebab antara lain terpaan bencana yang bertubi-tubi seperti terjadi di NTB dan Sumatra Barat,” kata Muhadjir.
Dia menegaskan model dan inovasi cara penurunan stunting Sumatra Selatan bisa ditularkan di berbagai provinsi agar penurunannya bisa tercapai.
“Sebagian terobosan bisa direplikasikan di tempat lain, sebagian bisa dengan modifikasi, tetapi ada yang tidak bisa direplikasikan karena lebih terkait dengan budaya dan kearifan lokal,” tutur Muhadjir.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan apresiasinya atas kerja sama berbagai pihak dalam menekan angka stunting di Sumsel. Sebab, lanjut dia, sinergitas antara Pemprov dengan pemkab/pemkot merupakan suatu keharusan.
“Apa yang dicapai Pemprov Sumsel merupakan akumulasi dari hasil kerja para bupati/wali kota serta kalangan organiasi wanita termasuk petugas penyuluh kesehatan yang ada di desa-desa,” tegas Herman.
Pemprov Sumsel bersama dengan Pemkab dan Pemkot memiliki cara untuk menekan angka stunting. Beberapa di antaranya dengan memasifkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang merupakan satu trobosan dalam mengubah pola pikir masyarakat dari sebelumnya sebagai konsumen menjadi penghasil.
Artinya, masyarakat dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga dengan cara menghasilkan pangan sendiri untuk pemenuhan gizi keluarga.
Selain itu, Pemprov Sumsel mengoptimalkan Satuan Tugas Tenaga Pendamping Keluarga (TPK) untuk menekan angka kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dengan mengoptimalkan Satgas TPK yang didukung tenaga bidan, kader PKK, dan kader Keluarga berencana. (MED)