Suma.id: Saham raksasa teknologi Alibaba terus jatuh sejak perdagangan Jumat (19/11) pekan lalu. Penurunan ini menambah aksi jual saham besar-besaran perseroan.
Melansir Forbes, Selasa, 23 November 2021, pelemahan harga saham Alibaba terjadi setelah perusahaan memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang lebih lemah di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok. Serta tindakan keras peraturan Beijing yang sedang berlangsung.
Ini lima fakta terkait anjloknya saham Alibaba:
Raksasa teknologi dan e-commerce itu melaporkan pendapatan kuartalan yang mengecewakan pada Rabu (17/11) malam. Sehingga memangkas perkiraan pendapatannya untuk tahun depan.
Saham Alibaba anjlok lebih dari 11 persen pada Kamis pekan lalu. Laporan tersebut menjadi salah satu penurunan terbesar dalam satu hari dalam catatan, dan turun lebih dari dua persen pada Jumat (19/11). Penurunan saham telah memangkas miliaran kekayaan bersih pendiri dan ketua Alibaba, Jack Ma, yang pernah menjadi orang terkaya di Tiongkok.
Kekayaan Ma turun lagi USD350 juta pada Jumat, menjadikan kekayaan bersihnya menjadi USD38,6 miliar, menurut perkiraan Forbes.
Kekayaan miliarder itu turun drastis dari puncaknya. Kekayaan Ma sebanyak USD66,6 miliar ketika harga saham Alibaba mencapai rekor tertinggi sekitar USD317 per saham pada 27 Oktober 2020.
Tahun ini merupakan yang tersulit bagi miliarder Tiongkok, pun dengan salah satu pendiri raksasa fintech Ant Group Ma yang sebagian besar tidak menonjolkan diri di publik sejak tindakan keras peraturan Beijing memanas tahun lalu.
Regulasi Tiongkok
Sejak tahun lalu, pemerintah Tiongkok telah meningkatkan pengawasan regulasi terhadap raksasa teknologi besar di negara itu, termasuk Alibaba dan rekan-rekannya Tencent, Baidu dan pemilik TikTok ByteDance.
Pemerintah Tiongkok menuduh mereka melakukan praktik antipersaingan dan mengumpulkan sejumlah besar data pengguna pribadi. Miliarder Jack Ma sempat menghilang dari pandangan publik setelah regulator Tiongkok menutup perusahaan fintech-nya Ant Group, yang direncanakan IPO USD35 miliar pada November 2020.
Regulator kemudian mendenda Alibaba USD2,8 miliar pada April 2021 -hukuman antimonopoli tertinggi yang pernah diterapkan di Tiongkok- karena bertindak seperti sebuah monopoli. Saham Alibaba turun hampir 40 persen sepanjang tahun ini.