Suma.id: Rumah sakit merupakan pusat layanan kesehatan. Dua rumah sakit di Kota Xi’an yang sedang lockdown atau terkunci di Tiongkok, telah ditutup sementara karena menolak merawat seorang wanita hamil delapan bulan yang kemudian keguguran.
Kota bersejarah itu, salah satu dari beberapa di Tiongkok yang mengalami wabah virus korona, telah menjalani kurungan rumah yang ketat selama tiga minggu sejalan dengan strategi ‘nol-Covid’ Beijing.
Pejabat tinggi kesehatan terpaksa meminta maaf pekan lalu setelah unggahan media sosial yang menyedihkan. Hal tersebut termasuk foto dan video wanita yang duduk di bangku plastik di luar Rumah Sakit Gaoxin dalam genangan darah, yang memicu kemarahan atas pemberlakuan aturan yang keras di kota besar itu.
Dia ditolak perawatan karena hasil tes covid-19 negatifnya keluar, sedikit di luar persyaratan 48 jam.
Dalam insiden terpisah di rumah sakit kedua, seorang warga Xi’an mengatakan ayahnya meninggal pekan lalu setelah dia tidak bisa mendapatkan perawatan medis untuk penyakit jantung karena “aturan terkait pandemi”.
“Kedua rumah sakit telah diberi peringatan dan dibuat untuk menangguhkan operasi selama tiga bulan untuk perbaikan, dan hanya akan diizinkan untuk dibuka kembali setelah mendapat persetujuan,” tegas pihak komisi kesehatan Tiongkok, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 13 Januari 2022.
Komisi kesehatan setempat mengatakan, dalam sebuah pernyataan pada Kamis bahwa kedua rumah sakit telah gagal melakukan tugas mereka menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan yang terluka.
“Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam penyelamatan, diagnosis dan perawatan pasien yang sakit kritis, menimbulkan perhatian publik yang luas dan memiliki dampak sosial yang buruk,” tambah otoritas kesehatan.
Rumah Sakit Gaoxin telah diberitahu untuk menangguhkan manajer umum dan memberhentikan beberapa anggota staf. Sedangkan rumah sakit kedua memecat pimpinannya, menskors wakil kepala dan menghapus kepala perawat departemen rawat jalan.
Pemerintah setempat telah menghadapi kritik luas atas penanganan krisis tersebut, dengan banyak penduduk mengeluh bahwa mereka tidak memiliki akses ke makanan dan persediaan sehari-hari setelah diberitahu bahwa mereka tidak dapat meninggalkan rumah mereka.
Kasus-kasus mulai melambat di Xi’an dalam beberapa hari terakhir, dengan hanya enam yang dilaporkan pada hari Kamis. Sejak 9 Desember, ada lebih dari 2.000 infeksi domestik di kota itu.