Suma.id: Kementerian Listrik Irak mengatakan gas Iran yang dipasok ke wilayah tengah dan selatan berkurang menjadi delapan juta meter kubik per hari dari 49 juta, menyebabkan risiko kekurangan listrik yang serius.
Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 1 September 2021 bahwa telah ada kontak dengan Kementerian Energi Iran dan kedutaan besar Iran di Baghdad untuk mengklarifikasi alasan pengurangan tersebut.
Pengurangan pasokan gas Iran menyebabkan sistem tenaga nasional Irak kehilangan sekitar 5.500 MW, menurut kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat senior di Perusahaan Gas Nasional Iran (NIGC) mengatakan pada Kamis, 2 September 2021 pagi bahwa pengurangan ekspor 38 juta meter kubik per hari didasarkan pada perjanjian enam bulan dengan Baghdad dan dengan pemberitahuan sebelumnya, situs web Kementerian Perminyakan Shana melaporkan.
“Iran telah mengumumkan pengurangan ekspor ke Irak ini dua minggu lalu, tidak ada hubungannya dengan tunggakan mereka ke Iran, meskipun kebutuhan untuk melunasi utang masih dalam agenda, dan menurut kesepakatan jumlah pengurangan ekspor ini akan berlanjut hingga 6 bulan,” tambah pejabat itu.
Amerika Serikat telah berulang kali memperpanjang 90 atau 120 hari pembebasan sanksi untuk memungkinkan Baghdad mengimpor energi Iran setelah Washington menerapkan kembali sanksi terhadap sektor minyak Teheran yang melarang negara-negara membeli energi Iran.
AS telah bersikeras bahwa Irak, produsen terbesar kedua Organisasi Negara Pengekspor Minyak, bergerak menuju swasembada sebagai syarat pembebasannya untuk mengimpor energi Iran, namun Baghdad kesulitan untuk melakukannya, sebagian karena harga minyak yang rendah. (MI)