Suma.id: Beredar sebuah video yang berisi narasi bahwa Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendapat ancaman untuk mengeluarkan izin vaksin Sinovac. Video ini beredar melalui situs berbagai video YouYube.
Kanal PECINTA IB HRS mengunggah video berdurasi 12 menit 18 detik itu pada 18 Januari 2021. Video yang telah ditonton lebih dari seribu kali itu berjudul “Terkuak! Ditekan dan Diancam Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Keluarkan Izin Vaksin Sinovac”.
Benarkah klaim pada video yang beredar tersebut Ketua BPOM mendapat ancaman dan tekanan untuk mengeluarkan izin vaksin Sinovac? Berikut cek faktanya.
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim Ketua BPOM mendapat ancaman dan tekanan untuk mengeluarkan izin vaksin Sinovac adalah tidak benar. Faktanya, BPOM menjamin mutu dan khasiat vaksin covid-19.
Dilansir Gaya.id melalui artikel berjudul “Mutu Vaksin Covid-19 Dikawal BPOM dengan Menerapkan Standar Internasional”, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan POM, Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M Pharm, Apt. pada Senin, 4 Januari 2021 kembali menegaskan komitmen Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk terus memastikan keamanan, khasiat, dan mutu 3 juta dosis vaksin covid-19 dari Sinovac yang telah tiba di Indonesia.
“Pengawasan keamanan, khasiat serta mutu dari vaksin covid-19 terus dipantau oleh BPOM” ujar Lucia dalam keterangan persnya.
Dalam melakukan pengawasan, Badan POM juga menerapkan standar penilaian mutu yang berlaku secara internasional, termasuk mengikuti perkembangan uji klinis di berbagai negara. Salah satu proses untuk memastikan mutu vaksin juga telah dilalui, yaitu dengan penerbitan sertifikat lot release terhadap 1,2 juta vaksin CoronaVac. Lot release merupakan syarat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) bagi Otoritas Obat setiap negara untuk melakukan evaluasi dalam memastikan mutu setiap lot/batch vaksin tersebut.
“Keamanan merupakan hal yang sangat penting untuk dipastikan sebelum vaksin diedarkan dan dipergunakan. Salah satu prosesnya adalah dengan memastikan mutu setiap batch vaksin tersebut,” papar Dr. Lucia.
Pula, dilansir Detik.com melalui artikel berjudul “BPOM Buka-bukaan soal Izin Darurat hingga Efikasi Vaksin Sinovac”, Kepala BPOM Penny K. Lukito membeberkan alasannya kenapa vaksin sudah diizinkan padahal uji klinis klinis fase III dari vaksin Sinovac belum usai.
“Kenapa vaksin sudah diizinkan padahal uji klinis belum selesai? Nah ada persetujuan, emergency use authorization. Itu bisa kita keluarkan di mana situasi darurat,” kata Penny dalam webinar Ikatan Alumni ITB, Sabtu 16 Januari 2021.
Masih dari sumber yang sama, Penny mengatakan, mutu vaksin Sinovac sudah dibuktikan secara ilmiah meskipun hasil uji klinis fase III belum usai. “Sudah ada deklarasi bahwa situasi darurat, bukti ilmiah yang sudah cukup ada bahwa ada mutu dari produk vaksin yang sudah bisa dipertanggungjawabkan,” tutur Penny.
Selain itu, ia mengatakan dengan menerbitkan EUA vaksin Sinovac saat ini, kemudian vaksinasi bisa dimulai, itu jauh lebih baik ketimbang tak ada vaksin.
“Dan yang penting adalah ada manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko apabila tidak ada vaksinasi.Dan tentunya belum ada alternatif lain. dan itulah yang membuat izin penggunaan bisa diberikan walaupun dengan uji klinis itu sendiri masih dalam pemantauan full report yaitu 6 bulan,” terang dia.
Kesimpulan:
Dari hasil penelusuran, klaim Ketua BPOM mendapat ancaman dan tekanan untuk mengeluarkan izin vaksin Sinovac adalah hoaks. Faktanya, BPOM menjamin mutu dan khasiat vaksin covid-19.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik. (Med)