Suma.id: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyebutkan disparitas harga yang jauh antara solar subsidi dan nonsubsidi menjadi pemicu kelangkaan solar bersubsidi belakangan ini.
“Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat, 8 April 2022.
Meski demikian, harga bahan bakar minyak di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang telah naik dua sampai tiga kali lipat belakangan ini.
Padahal, di Malaysia harga BBM jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 95 untuk periode 7-13 April 2022 dijual sebesar RM 2,05 atau sekitar Rp 6.982 (asumsi kurs 1 RM setara dengan Rp 3.406) per liter, tetap dari periode seminggu sebelumnya.
Sementara untuk diesel Malaysia kini dibanderol RM 2,15 atau sekitar Rp7.321 per liter. Bila dibandingkan dengan harga Solar nonsubsidi yang dijual Pertamina, Dexlite (CN 51) misalnya, kini harga Dexlite dipatok Rp12.950-Rp13.550 per liter. Artinya, ada beda harga sekitar Rp5.629 per liter dengan harga diesel di Malaysia.
Arifin menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membentuk disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina, sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.
Pada Maret 2022, harga minyak mentah Indonesia (ICP) telah menyentuh level 113,50 dolar AS per barel atau naik sebesar 17,78 dolar AS per barel dari sebelumnya 95,72 dolar AS per barel pada Februari 2022.
“Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat,” jelas Arifin.
Namun, Menteri ESDM memastikan kuota bahan bakar minyak cukup saat Ramadan dan Idulfitri serta memberi sinyal adanya penambahan kuota hingga 10 persen sebagai bentuk antisipasi pemerintah terhadap permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat.
Pada Kamis (7/4/2022), Menteri Arifin bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melakukan inspeksi mendadak ke sembilan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan guna memantau ketersediaan pasokan dan distribusi BBM di wilayah pertambangan dan perkebunan tersebut.
Arifin menekankan pihaknya akan meningkatkan pengawasan langsung guna mencegah kelangkaan, antrean, dan potensi penyalahgunaan selama Ramadan dan Idulfitri.
<span;>Menurutnya, pasokan dan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar harus diperuntukkan secara tepat sasaran.