Suma.id: Sepanjang tahun 2022, Lembaga Sensor Film (LSF) berhasil melakukan sensor film sebanyak 278 judul. Jumlah tersebut masih jauh dari total judul film dan iklan film iklan yang didaftarkan, yakni mencapai 36.514 judul.
“Kami melakukan penyensoran berdasarkan film asal negara, genre, dan klasifikasi usia. Khusus film bioskop, LSF menyensor 179 judul film impor dan 99 judul film nasional atau 64% film impor dan 36% film nasional,” kata Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto dalam keterangannya, Rabu, 15 Februari 2023.
Untuk meningkatkan capaian sensor film, LSF telah mencanangkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) pada tahun 2021. Sepanjang tahun 2022, LSF telah melakukan 18 kali sosialisasi dengan tema yang berbeda. Sosialisasi dilakukan dengan dengan menggelar seminar nasional secara daring dan luring serta konsep kolaborasi.
“LSF bukan hanya melakukan penyensoran tetapi bergerak ke arah modern, salah satunya dengan mengampanyekan Budaya Sensor Mandiri yang langsung berkaitan dengan literasi masyarakat khususnya dalam literasi digital,” tutur Rommy.
Literasi juga direalisasikan dengan program Desa Sensor Mandiri (DSM). Tiga pilot project DSM dicanangkan di Desa Tigaherang, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat; Desa Manguharjo, Kecamatan Madiun, Kota Madiun, Jawa Timur; dan Desa Candirejo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pada tahun 2022 juga dilakukan inisiasi DSM di Desa Gekangang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dan Desa Klungkung, Kota Denpasar, Bali.
“Pelaksanaan DSM ini kita bekerja sama dengan perguruan tinggi melalui gerakan Kampus Merdeka, kita harapkan dapat terus berkesinambungan,” ujar Ketua Komisi III LSF, Naswardi.
Saat ini LSF telah membentuk sahabat sensor mandiri sebagai bagian dari perpanjangan tangan dalam mengampanyekan agar masyarakat menonton sesuai dengan klasifikasi usia. Tahun 2022, kampanye telah dilakukan melalui tiga sasaran yaitu mahasiswa dan dosen yang kita kenal dengan LSF goes to campus, pelajar dan guru dengan istilah LSF goes to school, dan sasaran komunitas yaitu LSF goes to community.
“Harapannya adalah masyarakat kita mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menonton sesuai dengan klasifikasi usia,” ungkap Naswardi.
Dengan program-program yang telah dilakukan, tahun 2022 LSF mendapatkan penghargaan dari Ombudsman RI dengan peringkat ketiga Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik kategori Lembaga Negara.
“Tahun 2022 adalah tahun pertama LSF dinilai oleh Ombudsman RI dan langsung mendapatkan peringkat ketiga dengan nilai 88, 41. Kami sangat bersyukur, dan ini akan menjadi penanda bahwa LSF akan selalu melayani pemangku kepentingan perfilman dengan sepenuh hati,” kata dia.
Selain itu, di tahun 2022 LSF juga melakukan penyensoran ulang sebanyak 80 judul film dan iklan film atau meningkatkan 16% dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, setelah dilakukan penyensoran ulang, sebanyak 11,25% permohonan tidak dikabulkan.